Bikin Merinding, Ini Kisah Misteri Gurita Besar dan Hantu Laut di Perairan Kolaka

Bikin Merinding, Ini Kisah Misteri Gurita Besar dan Hantu Laut di Perairan Kolaka

Anisa Br Sitepu
2020-06-05 23:00:00
Bikin Merinding, Ini Kisah Misteri Gurita Besar dan Hantu Laut di Perairan Kolaka
Perairan Kolaka, Sulawesi Tenggara (Foto:Istimewa)

Umumnya, penyebab kecelakaan transportasi laut disebabkan oleh faktor cuaca buruk. Namun, tak sedikit juga yang percaya, tragedi di laut banyak disebabkan oleh makhluk gaib. 

Salah satu laut yang dianggap sebagai tempat paling banyak didiami penghuni dunia lain. Rute penyeberangan Kolaka-Bajoe dan Kolaka-Siwa dianggap merupakan rute yang paling berbahaya. Korban yang berjatuhan cukup banyak dibanding kasus kecelakaan transportasi laut pada beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara. 

Bahkan data yang dirilis Kantor SAR Kendari, korban jiwa terbanyak terjadi di wilayah perairan Kolaka dan Teluk Bone.

Baca Juga: Dieng Plateau, Destinasi yang Wisata Menarik Dikunjungi di Jawa Tengah

Pertemuan arus di Teluk Bone sangat potensial menyebabkan iklim di perairan tersebut kurang bersahabat untuk moda transportasi laut. Ada juga yang percaya jika di perairan Kolaka-Teluk Bone-Makassar, terdapat pusaran air yang sangat berbahaya. 

Kemudian pandangan pelaut, mayoritas di antara para nelayan ulung sangat meyakini jika laut itu punya penjaga. Banyak cerita mistis di laut. Anwar dan Wasir, dua nelayan ulung di Kelurahan Kolakaasi Kabupaten Kolaka memiliki cerita tentang misteri perairan Kolaka.

Keduanya hidup dan bersahabat dengan kehidupan laut sejak lahir. Keduanya menilai, kecelakaan KM Rahmat Buhari tahun 1997, KM Windu Karsa tahun 2011, dan KMP Marina Baru 2B tahun 2015 tak sepenuhnya karena faktor cuaca. Namun, ada pengaruh alam gaib turut berpengaruh pada kasus-kasus tersebut. 

"Perairan Kolaka memang terlihat teduh. Namun di balik itu, ada alam lain berpengaruh," kata Wasir. 

Baca Juga: Hari Pertama Pantai Pangandara Buka, Tambah 2 Orang Pasien Positif

Jika menaiki kapal rute Kolaka-Bajoe harus melintasi beberapa pulau seperti Pulau Lambasina Kecil, Lambasina Besar, hingga Pulau Sidengreng. Setiap pulau itu memiliki makhluk gaib. Keberadaan makhluk itu bisa saja menjadi penyebab tenggelamnya kapal di perairan Kolaka.

"Di laut itu banyak penjaganya. Hanya saja, banyak orang yang mengabaikan keberadaan mereka. Salah satu pulau yang terkenal penjaganya adalah Pulau Lambasina. Di situ penjaganya Gurita," tuturnya. 

Kemudian, nelayan yang mengaku sudah empat puluh tahun melaut di perairan Kolaka itu mengungkapkan, gurita yang menjaga pulau Lambasina sesekali menampakkan dirinya. 

Bahkan, Wasir juga mengaku pernah melihat gurita itu. Tak hanya Wasir seorang diri, beberapa nelayan juga mengaku pernah melihatnya.

"Guritanya besar. Kalau dia tampakkan dirinya itu muncul dengan cahaya. Cahayanya terang dan kelihatan dari jauh. Gurita ini yang kasih tenggelam kapal Windu Karsa. Sebelum kapal itu tenggelam, saya liat ada cahaya. Ketika itu, ombak tidak terlalu besar," ungkap Wasir.

Tak hanya gurita, makhluk gaib lainnya yang mendiami perairan Kolaka adalah hantu laut. nelayan lainnya yang bernama Anwar mengatakan bahwa hantu laut banyak terdapat di perairan Kolaka. 

Untuk mengetahui hantu laut akan menampakkan dirinya, bau air laut akan sangat amis.  

"Nelayan yang akan melintas di Pulau Lambasina meminta izin dan mengucapkan salam kepada makhluk yang mendiami perairan Kolaka," ujar Anwar.

Kebiasaan ini dilakukan untuk menghargai mereka sebagai penghuni laut. Selain itu, mereka juga menjaga sikap dan perkataan agar para penjaga laut itu tidak merasa terganggu dan tersinggung.

Baca Juga: Tebing Bidadari di Gorontalo, Objek Wisata yang Unik, Dihuni Sosok Wanita Cantik, Benarkah?

Anwar mengimbau agar kapal yang akan melintasi perairan Kolaka harus berhati-hati dan tidak terpaku pada makhluk penjaga perairan Kolaka saja. Tapi, mereka harus melihat kondisi cuaca. Jika cuaca buruk, sebaik jangan berlayar. Cuaca buruk itu juga mempunyai tanda, sehingga bisa dihindari. 

"Di perairan Kolaka itu biasa besar ombaknya kalau musim angin Barat (bulan Desember-Januari). Kadang cuaca kelihatan bagus, tapi pas kita di tengah laut cuaca berubah. Salah satu tanda yang bisa kita perhatikan adalah kilat. Jika kilat itu kelihatannya menyatu dengan air laut, berarti cuaca tidak bagus," paparnya. 


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30