Ternyata tidak hanya George Floyd yang mengalami rasialisme. Belkangan ini ada pengakuan yang mengejutkan dari Petinju Tyson Fury yang juga mengaku sering menjadi korban sikap diskrimintaif tersebut.
Belum lama ini Juara tinju kelas berat sabuk WBC Tyson Fury mengaku menjadi korbna sikap rasialisme. Statemen tersebut dirinya sampaikan saat di wawancarai terkait dengan kematian George Floyd di Minneapolis, Amerika Serikat, belum lama ini.
Menurut pendapatnya kasus kematian Floyd oleh petugas kepolisian hal yang tidak bisa diterima. Dirinya juga mengemumakan bahwa tidak mudah memerangi sikap rasialisme dalm kehidupan sehari-harinya.
Baca juga: Beredar Potongan Kartun The Simpsons yang Prediksi Kasus George Floyd, Yuk Cek Faktanya
"Saya seorang pria kulit putih, dan saya mengalami rasialisme pada 2020 karena saya adalah pendatang, saya berasal dari latar belakang etnis," kata Fury dikutip dari Mirror.
"Bahkan, ketika hari ini Anda pergi ke pub, bar, restoran, dan dibilang 'kami berhak tidak membiarkan pendatang masuk, tidak ada pendatang yang diizinkan, orang gipsi, atau pendatang," ucap Fury menambahkan.
Fury menganggap, perlakuan rasialisme tidak saja menimpa kulit hitam, tetapi juga kulit putih sepertinya. Memerangi rasialisme ini pernah Fury lakukan pada 2016.
Baca juga:Meninggal hingga Picu Demo di AS, George Floyd Ternyata Positif Corona Sejak April
"Jadi bukan hanya orang kulit hitam yang mengalami rasialisme. Saya pikir pendatang adalah bentuk rasialisme yang paling sering didapat di Inggris dan di seluruh dunia," ujar Fury.
Hal itu dirinya ungkapkan bukan tanpa alsan, sikap rasialisme pernah Fury dan istrinya Paris alami pada tahun 2016. Pada saat itu, mereka terpaksa harus keluar masuk restoran di Inggris karena mendapat perlakuan yang kurang patut yakni sikap rasialisme. Menurutnya sikap itu dirinya alami karena latar belakangnya sebagai keluarga asal Irlandia yang menetap di Inggris. Bahkan, serangan itu didapat ketika ia menjadi juara dunia kelas berat.