Setelah Surabaya menetaphan bahwa sekarang mejadi zona hitam terkait kasus wabah virus corona, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menyebut peta Surabaya berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Namun tak hanya itu saja rupanya warna hitam menunjukkan tingginya kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Namun, seolah tak terima, Pemerintah Kota Surabaya mempertanyakan dasar ilmiah pemberian warna tersebut kepada Pemprov Jatim.
Baca Juga: Terinfeksi saat Tangani Pasien, 45 Tenaga Medis di Maluku Positif Covid-19
"Ini yang bikin kita jadi bertanya, kenapa Surabaya itu (warna hitam). Seharusnya dikasih alasan-alasan di Provinsi Jatim," tutur Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser.
Tak hanya itu saja bahkan Ia juga membandingkan dan mempertanyakan kondisi Surabaya dengan Jakarta perihal pelabelan zona hitam.
Namun tak hanya itu saja pasalnya pelabelan zona hitam itu mengemuka sejak Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur memaparkan sejumlah data, Selasa 2 Juni 2020.
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," kata Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi.
Bahkan Joni juga mengemukakan, bahwa jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.
Sedangkan daerah dengan kasus lebih dari 1.025 menghitam dalam peta sebaran Covid-19.
Beberapa daerah lainnya di Jawa Timur pun berwarna merah pekat, seperti Sidoarjo dengan 683 kasus dan Gresik 183 kasus.
Dianggap sesuka hati, minta penjelasan
Namun tak hanya itu saja pasalnya menanggapi hal tersebut, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser meminta penjelasan pada Pemprov Jawa Timur.
Bahkandia ia juga menilai tak ada indikator ilmiah untuk pelabelan zona hitam di Surabaya.
"Pertanyaan saya, Jakarta yang angkanya di atas Surabaya ada enggak warnya hitam?" tanya Fikser membandingkan.
Namun tak hanya itu saja pasalnya hingga saat ini, Fikser menyebut, DKI Jakarta tak memasang warna hitam dalam peta sebaran Covid-19 mereka.
Baca Juga: Simak Yuk! Ternyata Surabaya Jadi Zona Hitam, Bukan Lagi Zona Merah, Ini Maksudnya
Fikser meminta Pemprov Jatim segera memberi penjelasan lantaran pelabelan tidak bisa dilakukan sesuka hati.
"Nanti setelah warna hitam, dikasih warna apalagi? Kita hanya ingin membuka tabir pandemi ini dengan cara rapid test dan swab, lalu dipisahkan, diberikan penyembuhan di semua titik," jelas dia.
Klarifikasi soal warna
Namun tak hanya itu saja bahkan menanggapi polemik zona hitam Surabaya yang terus bergulir, Pemprov Jawa Timur akhirnya memberikan klarifikasi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur Benny Sampirwanto mengatakan, peta Surabaya bukan berwarna hitam melainkan merah tua.
"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," ujar Benny, Rabu 3 Juni 2020.
Bahkan Benny juga menjelaskan, degradasi tampilan warna Covid-19 kabupaten dan kota di Jawa Timur bisa dipantau melalui website infocovid19.jatim.go.id.
Peta sebaran akan berubah warna sesuai jumlah penambahan kasus.
Bertambahnya kasus positif hingga 2.748 kasus per 2 Juni 2020 membuat peta sebaran Surabaya dari merah berubah merah tua. Namun ia membenarkan jika warna akan semakin tua seiring penambahan jumlah kasus.
"Semakin banyak kasus konfirmasi, warga di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," tutur Benny.
Bahkan tak hanya itu saja ia juga mengatakan bahwa ecara teknis, kata dia, degradasi antarwarna di website itu memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya angka 2, 4, 8 dan seterusnya.