Presiden Joko Widodo disebut belum memutuskan membuka kembali sekolah dan pesantren di tengah pandemi virus corona (covid-19).
Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan delapan tokoh lintas agama secara tertutup di Istana Negara, Jakarta, Selasa 2 Juni 2020.
Baca Juga: Terkait Shalat Jumat Bergelombang Tak Diperbolehkan, Ini Kata MUI
Pertemuan ini dihadiri oleh Helmy Faishal Zaini (PBNU), Abdul Mu'ti (PP Muhammadyah), Muhyiddin Junaidi (MUI), Gomar Gultom (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi), dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin).
"Untuk pembukaan kembali sekolah dan pesantren belum ada keputusan. Kita harus hati-hati akan nasib 54 juta siswa kita," ujar Jokowi seperti dikutip dari rilis Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Selasa 2 Juni 2020.
Jokowi mengatakan, pemerintah saat ini fokus menyiapkan masyarakat untuk membuka kembali aktivitas perekonomian dan ibadah secara bertahap menjelang tatanan hidup baru atau new normal.
"Ada 120 kabupaten/kota yang tidak ada kasus sama sekali. Di daerah ini bisa berlangsung kehidupan yang normal," katanya.
Mantan wali kota Solo itu mengungkapkan rasa syukurnya lantaran masyarakat tidak panik selama menghadapi pandemi corona. Menurut Jokowi, pemerintah memang sangat berhati-hati dalam menyampaikan berbagai penanganan corona kepada masyarakat. Sebab dari keterangan pakar, kepanikan dapat menurunkan 50 persen imunitas.
Baca Juga: Jelang New Normal, Ini Update Corona Indonesia dan Dunia
"Jadi bukan pemerintah tidak serius, tapi lebih karena kehati-hatian itu. Lihat saja, bahkan negara besar seperti USA pun mengalami kerusuhan berkepanjangan," ucap Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan keputusan pemerintah yang tidak memberangkatkan jemaah haji tahun ini menimbang otoritas Arab Saudi yang belum memberi sinyal terkait penyelenggaraan haji imbas pandemi corona.
"Berhubung hal ini membutuhkan persiapan, dan waktu untuk itu sudah tidak memadai, maka kita putuskan tidak akan memberangkatkan haji tahun ini," terangnya.