Berusia 6 Hari, Bayi di Lombok Jadi Pasien Positif Corona Termuda

Berusia 6 Hari, Bayi di Lombok Jadi Pasien Positif Corona Termuda

Yuli Nopiyanti
2020-06-02 15:49:58
Berusia 6 Hari, Bayi di Lombok Jadi Pasien Positif Corona Termuda
Ilustrasi Bayi (Foto:Dok.Pixabay)

Wabah virus corona sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia bahkan tak hanya itu saja pasalnya kasus positif COVID-19 di NTB terus melonjak tiap harinya. Tragis, lonjakan ini pun terjadi pada 87 pasien kategori anak-anak yang didominasi bayi dan balita.
 
Tak hanya itu saja bahkan, tiga di antaranya telah meninggal dunia. Yang terbaru dan menghebohkan lagi, pada Sabtu malam, 30 Mei 2020, Gugus Tugas COVID-19 melansir satu bayi perempuan berumur 6 hari dinyatakan positif.

"Kasus bayi berusia 6 hari berinisial B, asal Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat itu, merupakan pasien Corona termuda di Indonesia saat ini," ungkap Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, Senin 1 Juni 2020.

Menurutnya, ini bahkan merupakan kasus pertama di Indonesia pada saat rilis tersebut dikeluarkan. Kenapa demikian, karena ini masuk kasus yang jarang.

"Sebab, hal itu kemungkinan bisa masuk kategori terjadi pertama di Indonesia,” ujar Mantan Kadis Kesehatan Lombok Tengah ini.

Baca Juga: 37 Tenaga Medis di Bengkulu Terpapar Corona saat Lepas APD

Namun tak hanya itu saja pasalnya Dokter Eka menuturkan, pasien ini dilahirkan dari seorang ibu yang masuk dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Saat dirawat ibunya mengalami gejala pneumonia. Dan ia melahirkan dengan kondisi yang tak memungkinkan, sehingga dilakukan operasi cesar," jelasnya.

"Bayi yang lahir dari seorang ibu PDP, maka sesuai SOP dia harus dites swab, bukan dites rapid. Hal itu menyusul, antara bayi dan balita tidak disarankan menjalani rapid test karena harus mengambil darah yang banyak dan belum memiliki antibodi,” sambungnya.

Bahkan Ia juga menjelaskan, bahwa setelah dites swab, ternyata bayi itu positif COVID-19. Sementara ibu dari bayi itu telah menjalani swab sebanyak dua kali. Sejauh ini, pihaknya masih menunggu hasil swab kedua.

“Demikian pula dengan ayah bayi itu telah menjalani swab pertama dan masih menunggu hasilnya,” ungkap Dokter spesialis anak ini.

Disebutkan, bayi tersebut tidak pernah memiliki riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 dan saat ini dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram. Mantan staf ahli Gubernur TGB-Moh. Amin ini menegaskan, pihaknya belum bisa memastikan apakah bayi itu tertular corona di luar proses kelahiran atau vertikal dari ibunya.

“Tapi kami bicara bahwa penularan vertikal (dari ibu ke anak itu) ditemukan sedikit sekali kasus di dunia, sehingga belum ada orang yang berani mengatakan terjadi penularan vertikal, tetapi ternyata kita di sini menemukan ada satu bayi lahir yang positif COVID-19,” jelasnya.

Namun tak hanya itu saja bahkan untuk menjawab semua pertanyaan banyak pihak itu, Eka mengatakan belum ada yang bisa menyimpulkan termasuk dirinya sebagai tim Satgas COVID-19 NTB. Pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) pada Senin, 1 Juni petang hingga malam ini.

Baca Juga: 35 Negara dengan Kasus Corona Terbanyak di Dunia, Indonesia Peringkat 33

“Akan dirapatkan, mana opsi yang menjadi kemungkinan terbesar bayi ini tertular COVID-19 dari mana. Akan dilihat opsi opsinya dan untuk dibahas bersama para pakar. Yang jelas pada Senin (hari ini) ada pertemuan pakar untuk membahas covid pada neonatus ini,” tandas Nurhandini Eka Dewi.

Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas COVID-19 Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi mengatakan, pasien bayi tersebut tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19.

"Bahkan, riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 pun tidak pernah. Saat ini dirawat di RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik,” terangnya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30