Ditengah pandemi virus corona membuat sejumlah penjual jasa servis ponsel di Pusat Grosir Cililitan (PGC) mempromosikan jasa dari pinggir jalan raya Cililitan, Jakarta.
Bahkan taka hanya itu saja hal ini pasalnya DKI Jakarta memang masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar sehingga toko-toko selain yang menjual makanan atau sembako dilarang beroperasi.
Tak hanya itu saja bahkan di tengah situasiyang seperti ini sejumlah penyedia jasa pun harus memutar otak agar memastikan dapur tetap ngebul.
Baca Juga: Rekomendasi HP Vivo Mei 2020, dari Vivo Y30 hingga Y50
Namun tak hanya itu saja pasalnya hal ini ia lalukan karena adanya larangan untuk membuka gerai di pusat perbelanjaan itu, Mereka menggunakan papan-papan yang dibuat sendiri mempromosikan layanan mereka masih ada.
Membuat mereka harus menjajakan jasanya hingga ke tepi jalan.
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya beberapa penyedia jasa sebenarnya mendapatkan bantuan sembako untuk bertahan hidup, tapi tidak mencukupi. Karena itu mereka harus tetap mengandalkan keahlian memperbaiki HP.
Meski jumlahnya terus menurun, saat ini DKI Jakarta sendiri masih menjadi pusat penyebaran virus corona di Indonesia. Pemprov DKI menerapkan PSBB hingga 4 Juni dan memiliki opsi perpanjangan jika angka reproduksi (penularan) tidak di bawah satu.
Namun tak hanya itu saja pasalnya meski sudah menjemput bola ke jalan, penghasilan para pedagang ini tak kunjung bangkit seperti sebelum PSBB diterapkan. Mereka mengatakan para pelanggan tidak sepenuhnya percaya pada jasa servis HP di pinggir jalan.
Saat ini para penjaja jasa servis HP sendiri masih menanggung beban sewa kios, meski harga sewanya sudah dipotong menjadi separuhnya. Per bulan mereka harus merogoh Rp4 juta untuk sewa tempat dari sebelumnya Rp8 juta.
Tak heran banyak dari para pedagang dan penjaja servis HP pun tak bertahan di PGC. Penghasilan yang makin merosot membuat mereka memprioritaskan kebutuhan hidup ketimbang sewa tempat.
Bahkan tak hanya itu saja saat ini pengelola pusat perbelanjaan sendiri tengah bersiap untuk kehidupan tatanan baru (new normal), yaitu tetap beraktivitas dengan sejumlah protokol agar kesehatan pegawai dan pengujung tetap terjaga.