Apakah Penyebutan New Normal Salah Kaparah? Cek Yuk, Ini Kebenarannya

Apakah Penyebutan New Normal Salah Kaparah? Cek Yuk, Ini Kebenarannya

Dedi Sutiadi
2020-05-29 13:30:00
Apakah Penyebutan New Normal Salah Kaparah? Cek Yuk, Ini Kebenarannya
Ilustrasi New Normal. (Foto: Istimewa)

Pemerintah mulai menggaungkan skenario new normal atau pola hidup normal baru. Padahal, aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) belum sepenuhnya dipatuhi oleh masyarakat. 

Masyarakat diharapkan beradaptasi dalam situasi pandemi dengan cara mejadikan perilaku hidup bersih sebagai kebiasaan sesuai protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Ida Ruwaida berpendapat, sebagian besar lapisan masyarakat masih belum siap menerapkan pola hidup sehat. Masih harus dibutuhkan adaptasi dengan kondisi pandemi ini.

Baca juga: Bersiap Hadapi Skema New Normal, MUI Masih Kaji Protokol Kesehatan di Tempat Ibadah

“Perubahan itu memang bisa tidak terencana sebagaimana yang distimuli Covid-19. Namun, perubahannya seperti apa? Kita masih mengamatinya. Mungkin ada sebagian aspek yang new normal, ada yang old normal atau tatanan di masa-masa lalu, ada yang normal seperti sebelum pandemi,” ujarnya, Rabu 20 Mei 2020.

Ida menjelasakan, masih banyak masyarakat yang melanggar aturan PSBB yang membuat khawatir adalah masyarakat justru salah kaprah dengan new normal dan malah kembali ke rutinitas sebelum adanya pandemi Covid-19, old normal.

“Kembalinya fenomena padatnya di bandara, pasar dan mungkin sebentar lagi jalan raya di Jakarta mulai macet, menurut saya sangat jelas menunjukkan bahwa pandemi tidak atau belum menstimuli pola hidup baru, atau new nomal,” ungkapnya.

“(Khawatir) yang terjadi adalah kembalinya normalitas sebelum pandemi. Kalau pun ada new normal, sangat terbatas di area-area merah penyebaran Covid-19,” tambahnya.

Baca juga: Di Era New Normal, Tren Minum Jamu Akan Menggeser "Ngopi"

Ia menambahkan, kekompakan pemerintah dan masyarakat dalam menerapkan sistematis dan strategis dalam menjalankan pola hidup sehat saat ini sangat penting. Sehingga bisa mengantisipasi situasi dan kondisi dunia baru pascapandemi Covid-19.

“Dunia baru seperti apa? Bagamana tatanan ekonomi ke depan? Bagaimana tatanan sosial ketika pembatasan jarak fisik menjadi bagian kehidupan? Bagaimana tatanan budaya kita? Misalnya masker dan tidak berjabat tangan mejadi sebuah aturan sosial dan sebagainya, itu kompleks,” kata dia.

"Setidaknya perilaku hidup bersih dan sehat, juga lingkungan yang bersih dan sehat, jaga jarak, masker, cuci tangan, akan menjadi bagian dari pola hidup baru," pungkasnya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30