Gini Cerita Mistis Evakuasi Pendaki Gunung Dempo, Diajak Minum Air Belerang oleh 3 Orang Misterius

Gini Cerita Mistis Evakuasi Pendaki Gunung Dempo, Diajak Minum Air Belerang oleh 3 Orang Misterius

Anisa Br Sitepu
2020-05-27 14:13:56
Gini Cerita Mistis Evakuasi Pendaki Gunung Dempo, Diajak Minum Air Belerang oleh 3 Orang Misterius
Gunung Demo (Foto:Istimewa)

Kehidupan sehari-hari tak akan lepas dari yang namanya cerita mistis. Diketahui bahwa setiap daerah pasti mempunyai cerita horor dengan berbagai macam cerita.  

Seperti yang terjadi di 3 tahun silamnya, tepatnya 2017. Tim evakuasi yang menyelamatkan seorang pendaki di Gunung Dempo jatuh ke lereng kawah bernama Prayogo (20) warga Talang Banten Talang Jawa Kabupaten Lahat. 

Dalam kejadian tersebut, tidak banyak yang tahu kalau ternyata ada cerita berbau mistis dibalik penyelamatan ini. Korban yang sudah dievakuasi tiba-tiba hilang dan turun lagi ke tempat semula yang jaraknya sudah 50 meter dari tempat ia ditinggalkan.

Baca Juga: Orang Bontoet, Kanibal yang Hanya Dapat Dilihat oleh Orang Berkemampuan Khusus di Kalimantan, Benarkah?

Bahkan ada pula kejadian ketika tim penyelamat tiba-tiba di serang kabut misterius hingga tempat sekitar menjadi gelap.

Hal itu diungkapkan oleh Iwan dan Arindi, dua petugas dari tim evaluasi yang sempat berkomunikasi langsung dengan korban, sebelum mendapatkan perawatan intensif.

Seperti diketahui bahwa Gunung Dempo yang terletak di Kota Pagaralam merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Selatan (Sumsel). Selain memiliki pemandangan yang indah dengan hamparan kebun teh, gunung ini ternyata memiliki banyak cerita mistis.

Terbukti saat proses evakuasi Yoga (20), pendaki asal Kabupaten Lahat yang terjatuh di lereng kawah Gunung Api Dempo (GAD). Cerita nyata tim yang mengevakuasi korban dari lereng Dempo sampai ke bibir kawah.

Baca Juga: Cerita Mistis yang Melegenda dari Maluku, Hantu Botol Manci, Disebut Mirip Santa Claus Mini

Tim yang terdiri dari dua orang yaitu Arindi dan Iwan Hiyawata, keduanya merupakan anggota Forpa Kota Pagaralam, mengalami banyak kejanggalan saat melakukan evakuasi terhadap Yoga.

Arindi menceritakan saat hari pertama evakuasi, pihaknya kesulitan karena kurangnya peralatan. Akibatnya evakuasi gagal dilakukan. Namun sebelumnya Arindi sempat berkomunikasi dengan korban meskipun dalam jarak yang cukup jauh.

"Hari pertama evakuasi saya sudah turun kebawa untuk menemui korban.

Kemudian, karena tali yang ada hanya satu kami khawatir tidak akan mampu menahan beban. Jika dipaksakan dikawatirkan akan putus dan membahayakan kami.

Baca Juga: Legenda Nyi Blorong dan Nagini, Penampakan Manusia Bertubuh Ular dari Tanah Jawa

Karena itu, mereka terpaksa naik dan menunggu peralatan lain sampai.Namun sebelum naik ke bibir kawah, Arindi sempat memerintahkan korban untuk turun ke lokasi yang lebih datar.

Saat korban hendak turun dengan cara bergelantungan, korban sempat terjatuh dengan ketinggian sekitar 5 meter. Saat jatuh, korban pun sempat berteriak kesulitan. Akhirnya mereka memutuskan untuk tetap bertahan disana sampai keesokan harinya. 

Pada keesokan harinya, tim kembali berusaha mengevakuasi korban.Namun saat tiba dibibir kawah kabut tebal menyelimuti kawah. Kabut tersebut benar-benar menutupi tempat sekitar, sampai-sampai anggota tim evakuasi dibuat merinding karena arom mistis kembali terasa.

Melihat kondisi itu tim memutuskan untuk menunggu kabut hilang dengan cara mengumandangkan adzan. Setelah adzan selesai, tidak pelu waktu lama kabut langsung hilang.

Setelah kabut hilang, kondisi sempat berangsuraman, namun lagi-lagi anggota tim merasakan aura mistis yang lebih kental lagi. Arindi dan Iwan semakin merinding ketika korban tidak ada lagi di posisi semula.

Arindi berusaha memanggil korban, namun tidak ada jawaban.

Namun posisi korban sudah tidak berada lagi di posisi terakhir ditinggalkan kami, korban sudah bergeser naik sekitar 50 meter dari posisi awal," kata Arindi.

Setelah korban terlihat, tim langsung menuju ke posisi Yoga yang sudah terlihat lemah untuk melakukan evakuasi. Namun tim sempat merasa takut dengan korban karena pandangan mata korban terlihat kosong.

Dengan memberanikan diri Arindi yang dibantu Iwan langsung mendekati korban. Bahkan ada reaksi aneh karena korban sempat ketakutan begitupun Iwan yang sangat terkejut, bahkan Iwan dan Arindi sempat berdoa untuk menenangkan Yoga yang sudah tidak sadar.

Setelah bangun korban langsung bertanya kenapa dia baru diselamatkan setelah tiga hari di sana,"ungkap Arindi.

Kemudian tim menjelaskan kepada Yoga bagaimana kondisi cuaca dan kesulitan tim evakuasi. Setelah itu korban kemudian diberi makanan dan minuman.

Yoga yang sudah agak baikan kemudian menanyakan kepada Iwan dan Arindi, bahwa semalam ada tiga orang temannya yang diakuinya, menemani selama satu malam atau hari ketiga di kawasan lereng Merapi tersebut.

"Kak mana tiga orang temanku tadi malam?" ujar Korban.

"Kami semalam turun lagi ke kawah untuk mengambil air kawah untuk diminum," ujarnya.

"Ini tenggorokanku masih kering akibat minum air kawah," ujar Arindi menirukan cerita Yoga.

Mendengar pertanyaan Yoga, Iwan dan Arindi kaget, dan mulai takut dan bergegas mengajak Yoga untuk naik.

Benar saja, baru sepuluh langkah berjalan korban menunjukan kepada tim botol minuman bekas korban dan teman mistisnya mengambil air di kawah.

Baca Juga: Mengenal Jaguar dan Harimau, Jenis Kucing Besar yang Tidak Takut Air

"Melihat itu kami bertambah takut dan bergegas mengajak korban naik.

Tidak sampai satu jam kami sudah tiba di bibir kawah bersama korban," kata Arindi yang takjub dengan korban yang masih mampu berjalan naik lereng meskipun selama tiga hari dua malam tidak makan tersebut.

Tiba di lereng korban langsung mendapat penanganan medis karena korban mengalami luka di kaki, pinggul, tangan, kepala dan telinga. Saat diperhatikan, korban tidak terlihat mengalami Hipotermia, karena menurut korban selama dua malam di lereng GAD diguyur hujan.

Namun, ada sedikit rahasia mengapa korban tidak merasa kedinginan. Itu karena dia mengaku selalu bergerak naik. Pasalnya korban setiap malam berusaha naik ke atas.


Share :