Pulau Nias yang terletak di Provinsi Sumatera Utara memiliki tarian tradisional yaitu Tari Moyo. Tari Moyo, gerakannya yang menirukan gerakan burung (yang sedang terbang) Elang saat terbang oleh sebab itu tarian ini biasanya disebut juga tari Elang.
Tari Moyo biasanya ditarikan oleh para penari wanita, dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti perayaan hari besar, penyambutan tamu terhormat, pernikahan dan acara adat lainnya.
Meski asal-usul Tari Moyo belum diketahui secara pasti, namun tarian ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Dulunya, Tari Moyo ini hanya ditampilkan di kalangan masyarakat bangsawan saja, yang memiliki penari khusus untuk melakukan tarian ini.
Baca Juga : Tari Piso Surit, Tarian Penyambutan Tamu Khas Suku Karo yang Terinspirasi dari Kicau Burung
Namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini mulai dikenal oleh masyarakat bawah dan mulai sering dipelajari, khususnya bagi para gadis pada masa itu.
Tari ini biasanya ditampilkan oleh para penari wanita secara berpasangan. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari 4 orang penari atau lebih, sesuai dengan kelompok masing masing.
Dalam pertunjukannya, para penari menggunakan busana tradisional yang merupakan busana adat khas Suku Nias. Busana tersebut terdiri dari baju lengan panjang, kain panjang, kain serampang dan ikat kepala khas Nias. Kostum tersebut biasanya didominasi oleh warna seperti merah, kuning, hitam, dan putih.
Baca Juga : Ngeri! Begini Kisah Misterius Batu Atola di Nias Selatan yang Disebut Bisa Berjalan Sendiri
Tari Moyo ini terbilang unik dan khas, karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan burung Elang yang sedang terbang dan mengepakkan sayapnya. Gerakan tersebut biasanya didominasi oleh gerakan tangan seperti mengepakan sayap dan gerakan kaki yang berjinjit.
Selain gerakannya yang unik, pola lantai yang dimainkan biasanya berpindah pindah dengan rapi, sehingga membuat pertunjukan Tari Moyo ini semakin menarik.
Pertunjukan Tari Moyo biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti genderang dan gong khas Nias. Selain itu, juga diiringi oleh lantunan syair atau lagu yang dibawakan oleh para pengiring vokal yang terdiri dari dua penyanyi.
Baca Juga : Seram! Inilah Kisah Mangai Binu, Tradisi Memburu Kepala oleh Suku Nias Tempo Dulu
Irama yang dimainkan biasanya diawali dengan musik bertempo pelan, kemudian berlanjut semakin cepat. Tentunya permainan irama tersebut juga disesuaikan dengan gerakan para penari dan syair lagu yang dibawakan.
Di zaman sekarang ini, Tari Moyo masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi dalam segi gerak, pengiring serta kostum juga sering ditambahkan di setiap pertunjukannya agar terlihat lebih menarik, namun tidak meninggalkan keaslian dan ciri khasnya.
Selain ditampilkan pada saat ada perayaan atau upacara adat, tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, maupun promosi pariwisata di Nias, Sumatera Utara.