Wilayah seberang Kota (Sekoja) Jambi, Provinsi Jambi terdapat banyak pondok pesantren (ponpes), madrasah, dan masjid tua. Hal ini membuat sudah lama terkenal sebagai salah satu pusat pendidikan dan perkembangan Islam di Kota Jambi.
Berbagai perguruan Islam di Sekoja juga sudah banyak menghasilkan ulama. Banyaknya ponpes dan madrasah di Sekoja membuat daerah tersebut juga dikenal sebagai Kota Santri di Jambi.
Salah satu ponpes yang sudah tua dan hingga kini masih eksis di Sekoja, yakni Ponpes As'ad Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Sekoja, Kota Jambi. Ponpes ini sudah tersohor ke berbagai pelosok Nusantara. Ulama jebolan ponpes tersebut juga sudah cukup banyak berkiprah mengembangkan Islam di Jambi dan di berbagai daerah di Indonesia.
Popularitas Sekoja sebagai salah satu pusat pendidikan dan perkembangan Islam membuat Sekoja beberapa kali dipilih menjadi pusat penyelenggaraan kegiatan Islam tingkat nasional. Sekoja misalnya menjadi tuan rumah Musabaqoh Qira'atil Kutub (MQK) pada September 2014. Sekitar 2.000 santri dari seluruh Indonesia telah melihat lebih dekat keunggulan Sekoja sebagai salah satu pusat pendidikan dan pengembangan Islam di Jambi.
Sekoja dengan mayoritas bangunan rumah panggung juga menyimpan cukup banyak sejarah Islam. Daerah yang dipisahkan Sungai Batanghari dari wilayah Kota Jambi tersebut memiliki bangunan-bangunan masjid tua yang terbuat dari kayu asli Jambi, yakni kayu bulian. Sekoja juga menjadi salah satu pusat pengembangan seni Islam dan batik Jambi.
Kendati Sekoja kaya dengan sejarah Islam, namun daerah tersebut belum mampu menjadi destinasi wisata sejarah dan religi di Jambi. Hal tersebut disebabkan belum adanya monumen sejarah Islam di daerah yang bisa dijadikan sebagai pusat wisata religi.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi pun membangun sebuah monumen sejarah Islam di Sekoja, yaitu monumen Gentala Arasy. Monumen berbentuk tugu yang dilengkapi dengan jam besar seperti jam gadang di Padang, Sumatera Barat, tersebut persis berada di tepi Sungai Batanghari, Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Danau Teluk, bersebarangan dengan rumah dinas gubernur Jambi di Kecamatan Pasar, Kota Jambi.
Monumen yang tampak indah dari Kota Jambi itu dilengkapi dengan museum sejarah Islam. Museum mini di Gentala Arasy menyimpan ratusan koleksi. Loleksi tersebut terdiri dari naskah-naskah dan kitab-kitab kuno Islam. Kemudian ada benda – benda bersejarah khas Islam, seperti pakaian, jubah, tasbih, serban, sabuk, sal, rompi, mangkuk, piring, gelas, keris, stempel, uang logam kuno, dan sebagainya.
Gentala Arasy yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla bersamaan dengan peresmian jembatan pedestrian di Sungai Batanghari, Kota Jambi, pada Rabu (28/3), kini menjadi objek wisata religi baru di Kota Jambi. Objek wisata tersebut dipadati pengunjung setiap hari libur. Museum tersebut mudah dijangkau, karena menara Gentala Arasy dihubungkan ke Kota Jambi melalui jembatan pedestrian di atas Sungai Batanghari.