Di wilayah Kota Blitar biasanya ada beberapa titik pusat penukaran uang baru. Namun yang paling ramai terletak di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Merdeka, sampai di Jalan Kenanga. Puluhan lapak penukaran uang baru sudah terpajang sejak pagi hingga tengah malam.
Namun pemandangan itu tidak tampak sekarang. Mulai Jalan Ahmad Yani, hanya ada satu lapak. Jalan Merdeka, hanya ada tiga lapak. Dan Jalan Kenanga, hanya terdapat dua lapak di kanan dan kiri jalan.
Purwanto, salah sayu penjual jasa penukaran uang bercerita dirinya memulai bisnis ini sejak 35 tahun lalu. Namun hanya kali ini ia mengeluhkan lesunya usaha penukaran uang baru.
Biasanya , sebanyak 7 saudara Purwanto buka lapak ini di Jalan Kenanga. Namun tahun ini, hanya dia dan adiknya yang membuka lapak mereka.
Purwanto mengaku dia mulai membuka lapak sejak pekan kedua bulan Ramadan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, dia bisa menukarkan minimal Rp 30 juta uang baru dalam sehari, namun harapan seperti ini seakan hanya mimpi.
"Kalau tahun-tahun kemarin sehari tiap orang bisa nukar minim Rp 30 juta sehari. Sekarang mimpi bisa seperti itu. Dapat Rp 5 juta saja sudah syukur," katanya.
"Sepi. Padahal kami se kota sepakat bikin harga sama. Jasa penukaran dipakai sama Rp 8000 per plastik. Tapi ya masih sepi saja. Sampai jam 12 ini belum dapat Rp 500 ribu," pungkasnya.