Tradisi Ronjok Sayak atau Bakar Gunung Api ini biasa dilakukan masyarakat kota Bengkulu, khususnya oleh warga suku Serawai.
Suku Serawai sendiri tercatat sebagai suku bangsa dengan populasi terbesar kedua yang mendiami beberapa perkampungan di kota Bengkulu.
Tradisi ini dilakukan menjelang lebaran, tepat pada malam ke 27 Ramadan dan malam terakhir Ramadan atau malam takbiran. Berlokasi di halaman rumah masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, tradisi tersebut menggunakan media batok kelapa yang dibuat menggunung dengan cara disusun seperti tusuk sate. Sampai pada ketinggian yang dirasa cukup menjulang, kemudian batok-batok kelapa tersebut dibakar.
Dalam ritual bakar batok kelapa tersebut, masyarakat Suku Serawai percaya dan menganggap batok kelapa tersebut sebagai simbol ucapan syukur kepada Tuhan, serta sebagai kiriman doa untuk arwah keluarga. Tradisi tersebut dilaksanakan dengan hikmat, dengan melantunkan doa-doa kepada Tuhan, lalu saling berbagi makanan antar warga kampung.