Kepulauan Bangka Belitung yang sering disingkal Babel merupakan bagian dari Pulau Sumatera yang terletah sebelah timur. Terdapat dua selat yang memisahkan Pulau Sumatera dengan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka. Sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dengan Pulau Belitung.
Keeksotisan alam yang dimiliki pulau ini sudah diakui menjadi warisan terkaya milik Indonesia. Bahkan, bukan hanya keindahan alamnya saja, tahukah Anda bahwa Bangka Belitung juga memegang peranan penting dalam sumber daya alamnya? Berikut beberapa keunikan yang dimiliki Bangka Belitung yang wajib diketahui:
1. Sebagai Penghasil Timah Terbesar
Kepulauan Bangka Belitung memang sangat dikenal sebagai penghasil timah, tidak heran hal ini menjadikan Negara Indonesia sebagai produsen timah keempat terbesar di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Latin dan Peru. Timah merupakan senyawa kimia yang sangat banyak manfaatnya. Hampir di seluruh produk elektronik, otomotif, dan mesin-mesin lainnya mengandung unsur timah. Timah merupakan campuran logam penting. Inilah yang menyebabkan timah menjadi komoditi yang potensial.
Dan ternyata, timah yang dihasilkan di Bangka Belitung merupakan bahan utama pembuatan gadget dan smartphone yang Anda gunakan. Menakjubkan, bukan?
2. Penghasil Lada Terbesar
Kabupaten Bangka selain dikenal sebagai penghasil timah juga dikenal sebagai penghasil lada putih terbesar di dunia dengan nama Muntok White Pepper. Lada merupakan salah satu rempah yang dipakai untuk memasak. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil lada Indonesia diekspor ke negara luar.
Jadi tidak heran jika selama perjalanan Anda di Bangka Belitung, Anda akan melihat kebun lada di sepanjang jalan.
3. Penghasil terasi terenak
Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan atau udang yang difermentasikan. Di Bangka Belitung bumbu masak ini sudah menjadi pelengkap masakan secara turun temurun. Terasi yang paling terkenal di Bangka Belitung yaitu terasi buatan dari daerah Toboali, Bangka Selatan. Banyak wisatawan yang berburu terasi asli Bangka Belitung sebagai oleh-oleh ketika berwisata di Negeri Laskar Pelangi ini.
Terkadang banyak orang mengira bahwa penyedap rasa berwarna hitam ini dianggap tidak enak karena baunya yang menyengat. Padahal terasi asli Bangka ini sudah dikenal dan dikirim ke luar negeri, loh.
4. Pemakaman Terluas dan Termegah di Indonesia
Saat Anda berkunjung ke Bangka, Anda akan disajikan dengan pemandangan unik yang tidak dapat dilihat di tempat lain. Komplek Pemakaman Tionghoa Sentosa merupakan komplek pemakaman mewah warga Tionghoa Bangka yang sudah ada sejak tahun 1935. Luas kuburan sekitar 27 hektar ini memiliki lebih dari 11.000 makam di dalamnya. Setiap tahunnya di pemakaman ini dilakukan tradisi Sembahyang Kubur atau Ceng Beng/Qing Ming dimana setiap keluarga yang berada di perantauan akan kembali ke Bangka untuk menunaikan ibadah sembahyang memberikan penghormatan kepada leluhurnya. Dan biasanya, pemakaman ini akan sangat ramai ketika ada upacara-upacara untuk mengenang orang yang sudah meninggal.
5. Saksi Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaannya, Bangka pernah menjadi saksi kemerdekaan Indonesia. Pulau ini menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno, presiden pertama RI.
Tempat pengasingan Presiden Soekarano sekarang menjadi tempat wisata sejarah. Awalnya rumah yang ada di Muntok adalah tempat istirahat pegawai perusahhan timah Bank Tinwinning Bedriff pada tahun 1927-1930. Tapi pada 22 Desember 1928-7 Juli 1949 tempat ini jadi rumah pengasingan Presiden Soekarno.
Sekarang Pesanggrahan Menumbing dengan arsitektur kolonial ini menjadi tempat wisata sejarah. Kamu bisa masuk ke dalam untuk melihat beberap benda bersejarah peninggalan Bung Karno dengan membayar tiket masuk.
Secara “De Facto” Pangkal Pinang pernah menjadi Ibu Kota Republik Indonesia selama 7 bulan. Saat itu Peresiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Agus Salim diasingkan di Wisma Ranggam di Muntok, Bangka Barat, mulai 5 Febuari 1949 dan secara de facto pimpinan beralih ke Bangka Belitung.
Pulau Bangka bukan hanya tempat pembuangan Presiden Pertama RI Soekarno melainkan juga tempat perjuangan politik dan diplomasi internasional. Pada tahun 1949 terjadinya perundingan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirim utusan yang dikenal Komisi Tiga Negara (KTN) dengan Bung Karno di gedung yang saat ini menjadi Museum Timah Indonesia dengan hasil penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada Desember 1949. Juga terdapat Pesanggrahan Menumbing tempat Soekarno diasingkan di Muntok yang berjarak sekitar tiga jam dari kota Pangkal Pinang.