Penyebaran virus corona di Wuhan, China selama dua hari berturut-turut melaporkan penemuan kasus baru.
Sebelumnya, selama sebulan terakhir tidak ditemukan adanya kasus infeksi baru. Dengan kejadian pada dua hari berturut sejak Minggu 10 Mei 2020, kekhawatiran terjadinya gelombang kedua pandemi virus corona mulai muncul.
Sekedar informasi, virus corona ditemukan di Wuhan pada Desember 2019. Dengan cepat virus ini menyebar di seluruh Provinsi Hubei, lalu China kemudian seantero dunia.
Selama mewabah di Wuhan sebanyak puluhan ribu orang terjangkit. Lebih dari 4.000 lainnya bahkan kehilangan nyawa.
Kemudian, Inggris mulai melihat kesempatan untuk melonggarkan aturan lockdown sebagaimana yang telah dilakukan sejumlah negara Eropa lainnya.
Pada Senin 11 Mei 2020, Perdana Menteri Boris Johnson terkait rencananya akan memaparkan secara detail bagaimana aktivitas perekonomian di Inggris bisa dibuka kembali.
Johnson mengatakan saat ini lockdown belum akan dicabut, tetapi ia mengimbau warganya untuk kembali bekerja.
“Ini bukan berarti status lockdown dicabut. Siapa pun yang tidak bisa bekerja di rumah, seperti bidang konstruksi dan manufaktur, bisa kembali bekerja (di pabrik),” ujar Johnson, dilansir Reuters, Selasa 12 Mei 2020.
Lalu, pada Senin 11 Mei 2020 kemarin, Prancis membuka lockdown sejak 17 Maret 2020.
Prancis adalah salah satu negara di dunia yang terimbas besar virus corona. Jumlah kematian akibat COVID-19 di Prancis merupakan yang terbesar kelima di dunia.
Warga Prancis akhirnya terbebas dari lockdown. Toko-toko dan salon yang tadinya ditutup bisa kembali beroperasi.
Warga juga boleh keluar rumah. Namun, mereka tidak boleh berpergian lebih dari 100 kilometer kecuali untuk alasan seperti menghadiri pemakaman atau merawat orang sakit.