Masjid Patimburak Sebagai Bukti Kerukunan Umat Beragama di Fakfak

Masjid Patimburak Sebagai Bukti Kerukunan Umat Beragama di Fakfak

Ahmad
2020-05-10 18:00:00
Masjid Patimburak Sebagai Bukti Kerukunan Umat Beragama di Fakfak
Masjid Patimburak di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak. Foto: Istimewa

Kabupaten Fakfak di Provinsi Papua Barat tak lagi dapat dipungkiri soal toleransi agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Bahkan harmonisasi keberagaman di Kota Pala, sebutan untuk Fakfak, sudah mendarah daging dan turun temurun dilakukan.

Salah satu bukti harmonisasi agama di kota itu adalah Masjid Patimburak yang terletak di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Masjid Patimburak dibangun oleh Raja Pertuanan Wertuar pada 1870. Arsitektur masjid sangat unik, karena ada perpaduan bentuk masjid dan gereja.

Raja Pertuanan Wertuar sangat menghormati agama di daerah itu yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik yang sudah menjadi tiga agama dan hidup berdampingan di zaman Pertuanan Wertuar.

Masjid Patimburak merupakan wujud dari nilai satu tungku tiga batu yang menjadi filosofi keberagaman budaya dan agama di Fakfak.

Satu tungku tiga batu mengandung arti tiga posisi penting dalam keberagaman dan kekerabatan etnis di Fakfak. 

Satu tungku tiga batu artinya tungku tersusun atas tiga batu berukuran sama. Ketiga batu ini, diletakkan dalam satu lingkaran dengan jarak satu sama dengan lainnya sehingga posisi ketiganya seimbang untuk menopang periuk tanah liat.

Selain keberagaman dan toleransi beragama, satu tungku tiga batu di Fakfak diartikan sebagai adat, agama dan pemerintah selalau berjalan beriringan dalam keseharian masyarakat di Fakfak.

Tungku yang berkaki tiga membutuhkan keseimbangan yang mutlak. Jika satu dari ketiga tersebut rusak, maka tungku tidak dapat digunakan untuk memasak.

Toleransi hidup beragama di Fakfak sangat kental dan tetap dipertahankan oleh masyarakat dan patut untuk dicontoh, sebagai bentuk keberagaman dan kebhinnekaan di Indonesia. 


Share :