Bagi Anda yang sangat menyukai wisata ekstrem dan menantang, arung jeram Sungai Asahan menjadi spot terbaik ketiga di dunia, setelah Sungai Zambezi di Afrika Selatan dan Sungai Colorado di Amerika Serikat.
Meski terbaik nomor tiga, namun arung jeram di Sungai Asahan dinilai memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan Sungai Zambezi dan Sungai Colorado.
Sungai Asahan bisa eksplorasi melalui arung jeram dan kayak, dimana arusnya memiliki kecepatan 200 meter kubik per detik. Derasnya arus ini disebabkan sungai ini ditopang oleh Bendungan Sigura-Gura dan memiliki aliran curam sepanjang 22 kilometer serta membentuk tingkat kesulitan level empat dan lima.
Arus di Sunagi Asahan mengikuti alur lembah Bukit Barisan yang eksotis. Sungai ini berujung di Selat Malaka melalui Teluk Nibung. Sungai ini juga memiliki empat bagian tingkat kesulitan, dimana yang menjadi favorit para arung jeram adalah sisi 'Never Ever End'-nya.
Karena menawarkan banyak sisi luar biasa, Sungai Asahan ini menjadi rujukan destinasi utama wisatawan mancanegara yang ingin melakukan arung jeram.
Wisatawan dari Asia banyak yang datang ke Sungai Asahan, seperti dari Malaysia dan Singapura. Para rafter dan kayaker dari Australia juga sering mendatangi Sungai Asahan. Penikmat arung jeram asal Eropa biasanya berasal dari Italia, Swiss, dan Jerman. Wisatawan dari Amerika Serikat dan Kanada juga banyak mengunjungi Sungai Asahan ini.
Sungai Asahan ini setiap tahunnya juga menjadi tempat penyelenggaraan event arung jeram internasional, yaitu The Asahan Arung Festival (AWF). Event ini diadakan sejak 2000, dimana acara ini awalnya difokuskan hanya pada kejuaraan Kayak International hingga 2003.
Kejuaraan internasional ini diikuti oleh kayaker kelas dunia dari seluruh dunia. Acara ini telah mencatat banyak nama besar dalam dunia kayaking internasional seperti Tao Berman, Jay Kincaid, Mike Abbot, Jared Meehan, Alan Ellard dan banyak masih lagi.
Di Sungai Asahan ini terdapat 4 etape pengarungan yang dimulai dari Desa Tangga di bagian hulu, di sekitar Air Terjun Sampuran Harimau. Etape ini sambung menyambung, dan menjadi alternatif rute yang bisa dipilih saat berarum jeram.
Rute pertama berawal dari Desa Tangga hingga Jembatan Parhitean sejauh tiga kilometer. Rute ini dijuluki dengan istilah 'Never Ever End Rapids', karena tipe jeramnya yang sambung menyambung yang tak putus-putus seolah-olah tidak pernah habis.
Rute kedua bernama 'Hula-Huli Run', etape ini dimulai dari belakang SD Desa Tangga dan berakhir di Zivana Rapid. Rute ketiga bernama 'Midde Section', etape ini dimulai dari Zivana Rapid yang berlanjut hingga Jeram Nightmare. Etape terakhir adalah Halims Run, rute ini dimulai dari Desa Batu Mamak dan berakhir di Desa Bandar Pulo.
Selain menikmati sensasi arung jeram atau kayak, wisatawan juga diajak mengeksplorasi eksotisnya air terjun di sekitar Sungai Asahan
Lintasan rafting Sungai Asahan dihiasi sedikitnya 7 air terjun dengan karakter khas. Ada Air Terjun Ponot yang memiliki ketinggian 250 meter. Keunikan lain ditawarkan Air Terjun Sialogo dengan tinggi 175 meter, Air Terjun Black Water dengan tinggi 110 meter, dan Air Terjun Aiklimut setinggi 100 meter.
Ada lagi Air Terjun Si Harimau dan Natumika yang memiliki ketinggian masing-masin 50 Meter. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati Green Canyon.
Untuk menuju Sungai Asahan cara terbaik adalah dengan menggunakan mobil. Jika Anda dari Kota Medan, ada dua rute alternatif untuk bisa menuju ke lokasi. Yang pertama adalah dari Bandara Kualanamu Medan ke Kisaran dan ke Bandar Pulau. Dari kota Bandar Pulau, perjalanan dilanjutkan ke Desa Tangga. Jarak yang ditempuh adalah sekitar 90 km dan akan membutuhkan waktu sedikit lebih dari 4 jam.
Yang kedua, menggunakan rute Medan-Porsea. Dari Bandara Kualanamu Medan menuju ke kota Porsea di Kabupaten Toba Samosir, dengan mengambil jalan utama Sumatera bagian tengah yang kira-kira 200 km atau berjarak sekitar 5-6 jam. Dari Porsea, perjalanan ke Desa Tangga akan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Jika Anda melewati rute ini, Anda akan disuguhkan pemandangan indah Danau Toba.