Suku Rejang merupakan salah satu suku Asli Indonesia yang berada di Provinsi Bengkulu. Suku ini punya budaya dan tradisi, bahkan ada ritual yang unik. Ritual tersebut untuk menangkal virus corona (COVID-19).
Seperti ritual yang dilakukan Suku Rejang di Desa Lubuk Kembang, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, pada bulan Meret lalu. Saat pelaksanaan ritul disana, ketua adat menaburkan serpihan kemenyan di atas bara api, terlihat asap tebal warna putih meliuk menari lalu pupus dibawa angin.
Lapat-lapat doa kepada Tuhan dan penghormatan terhadap sejumlah leluhur, terdengar lirih keluar dari mulut ketua adat menggunakan bahasa Rejang. Selain puja-puji, terdengar pula sejumlah aduan terhadap kondisi kampung yang terancam akan wabah Covid-19.
Ada juga keluhan soal aktivitas pertambangan yang mulai mengancam keberadaan Desa Lubuk Kembang. Suku Rejang menyebut aktivitas itu sebagai Kedurei. Kedurei adalah salah satu ritual adat Suku Rejang yang sakral. Tujuannya untuk mewujudkan rasa syukur atas karunia yang Maha Kuasa dan memohon perlindungan dari wabah, termasuk virus corona.
Kedurei berlangsung cukup sederhana, dihadiri oleh sekitar 40 orang di tengah sawah yang belum ditanami. Orang-orang tersebut dipimpin oleh ketua kutei atau ketua adat yang duduk setengah melingkar di atas terpal warna biru. Di hadapan mereka terdapat ayam panggang, nasi kuning, air putih dan bubur tiga warna. Bubur warna putih, hitam dan kuning.