Sumatera Utara merupakan gudangnya Karate berprestasi baik ditingkat Nasional maupun Internasional. Salah satu Karate yang berprestasi asal Sumut adalah Srunita Sari br Ketaren.
Dara kelahiran Kota Binjai 28 Agustus 1992 ini merupakan salah satu dari deretan Atlet yang mampu menyumbangkan emas ke kontingen Indonesia pada Sea Games 2017 di Kuala Lumpur. Lahir dari keluarga karate, membuat Srunita mencintai olahraga ini sejak kecil.
Terinsipirasi dari sosok sang ayah, raihan prestasi Srunita bahkan mampu melampui apa yang pernah dicapai oleh ayahnya saat aktif di dunia karate.
Perempuan yang kerap disapa Sari ini mengawali kariernya dari dojo, tempat latihan, sederhana yang berada di kampung halamannya.Sari kecil tinggal di Desa Tanjung Langkat, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Setelah itu, ia pun bergabung dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Utara.
Tentu saja Sari tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia mendalami ilmu beladiri itu dengan sungguh-sungguh. Prestasi pertamanya berhasil diukir saat mengikuti perhelatan PON 2012 dengan meraih posisi puncak.
Lalu saat berusia 21 tahun, Sari pun terbang ke Italia untuk mengikuti ajang Venice Cup. Lagi-lagi, dirinya berhasil meraih peringkat pertama.
Wanita yang berkuliah di Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Medan ini pun mengikuti kompetisi kelas dunia di Finlandia kembali dan sukses membawa pulang medali emas.
Meski sempat mengalami cedera saat mengikuti SEAKF Vietnam, namun hal itu tidak menghalangi Sari untuk memenangkan pertarungan. Beberapa prestasi lain yang telah diraihnya yaitu Juara 1 Bosphorous cup (Turki) 2016, Medali Perak Sea Games Myanmar 2013, Peringkat 3 WPL Rotterdam Belanda 2016, hingga menyabet medali emas pada Sea Games Malaysia 2017 di kelas kumite.
Pada tahun 2018, terjadi hal yang kurang mengenakan. Sari dan 3 karateka lainnya dicoret untuk mengikuti Pelatnas Asian Games 2018 pada karena adanya masalah di internal PB FORKI.
Tapi, hal itu tidak menyulutkan semangatnya. Ia kembali ke Sumatera Utara dan berlatih dengan pelatih lokal di sana. Tanpa pelatih, manajer, dan PB FORKI, Sari telah membuktikan kualitas dirinya dengan membawa pulang medali perak di perhelatan Seri III World Premier League Rotterdam, Belanda 2018.
Bagi Sari, medali perak yang dia bawa tak semata-mata hanya untuk dirinya melainkan untuk kebanggaan Indonesia.