Tawon raksasa Asia ini memiliki kepala kuning-oranye besar, mata hitam menonjol, dan perut bergaris hitam dan kuning. Serangga ini memiliki sengat sepanjang seperempat inci, yang dapat menembus pakaian pelindung yang biasanya dipakai peternak lebah.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 gigitan saja dapat menyebabkan kematian karena kerusakan ginjal, bahkan pada orang yang tidak memiliki alergi.
Siklus hidup tawon raksasa Asia dimulai pada bulan April, ketika ratu keluar dari hibernasi, dan mulai memberi makan dan mencari sarang bawah tanah untuk membangun sarang mereka.
Begitu habitat mereka mulai dibangun pada musim panas dan musim gugur, lebah pekerja dikirim untuk mencari makanan.
Korban merasakan sengatan seperti logam panas di kulit. Ilmuwan di Amerika khawatir menyebar luas.
Inilah yang sedang terjadi di Washington, AS. Ada serangan tawon besar seukuran 5 cm. Sengatnya bisa menembus baju pelindung peternak lebah.
Tawon ini pertama kali ditemukan di Amerika, namun pernah membunuh sampai 50 orang di Jepang.
Kasus di Amerika dilaporkan pertama kali oleh peternak lebah Ted McFall.
Dilansir dari New York Times, Kamis 7 Mei 2020, tawon ini membantai koloni lebah di peternakan itu. Bahkan lebah-lebah itu dimutilasi kepalanya oleh tawon penyerbu ini.
"Tawon hijau Asia menggunakan mandibula yang berbentuk seperti sirip hiu tajam untuk menghabisi sarang lebah madu dalam hitungan jam, memotong kepala lebah dan terbang membawa thoraxnya untuk makan tawon muda," demikian diberitakan New York Times.
Tawon ini juga berbahaya untuk manusia. Sengatannya terasa seperti logam panas saat menusuk kulit.
Ini adalah kejadian pertama dan ilmuwan kini memburunya, mereka khawatir tawon ini akan berkembang biak dan mengancam populasi lebah.
Namun, entomologis dari Washington State Department of Agriculture, Chris Looney pesimistis.
"Kalau tidak bisa bisa dicegah dalam beberapa tahun ke depan, ini kan jadi terlambat," ujarnya.