Kalau bagi sebagian besar orang,marah mustahil dihindari termasuk saat puasa Ramadhan 2020. Emosi ini ingin diekspresikan, meski dampaknya merugikan lingkungan sekitar dan bikin sakit hati.
Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya memberi perhatian khusus pada marah, yang bisa menjadi panduan bagi para muslim. Berikut hadistnya, yang mengindikasikan pentingnya tidak terbawa emosi saat marah.
Artinya: Dari Abu Hurairah, Seseorah bertanya pada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah berilah saya nasihat," Nabi kemudian berkata. "Jangan marah," Dia mengulang pertanyaannya yang selalu dijawab dengan, "Jangan marah." (HR Bukhari).
Nahkam tak hanya itu saja pasalnya dalam sejarahnya, Nabi Muhammad SAW pernah marah meski tidak berkaitan dengan urusan pribadi. Nabi marah jika ada ketentuan Allah SWT yang dilanggar seperti diceritakan Zaid bin Tsabit dan diriwayatkan Imam Bukhori
Rasulullah SAW dikisahkan punya ruang kecil untuk sholat pada malam hari. Beberapa orang diceritakan datang dan ikut sholat bersama beliau. Orang-orang tersebut datang lagi keesokan harinya, namun Nabi tidak menyambut mereka.
Nabi Muhammad SAW juga marah saat mengetahui ada niat untuk melanggar ketentuan Allah SWT. Kisah ini diceritakan Zaid bin Khalid dalam hadist yang diriwayatkan Bukhori. Saat itu, ada yang menanyakan tindakan jika menemukan barang tanpa tahu pemiliknya.
Rasulullah SAW menjelaskan, penemu barang wajib membuat pengumuman dan menunggu selama setahun. Jika tak datang juga, barang tersebut bisa digunakan sendiri atau dijual. Namun penemu barang tetap harus bertanggung jawab, artinya, jika pemilik datang maka barang wajib dikembalikan atau uang hasil penjualan diberikan.
Wajah Nabi SAW dikisahkan menjadi merah menahan marah saat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan memberi kesan seluruh hewan yang ditemukan bisa langsung dijual, dipotong, atau dipelihara meski tidak berisiko dimangsa. Sama halnya dengan penemuan barang di jalan, yang inginnya langsung dimanfaatkan atau dijual.
Dikutip dari Arab News, marahnya Nabi Muhammad SAW terlihat dalam dua kondisi tersebut. Namun Nabi SAW memilih menyalurkan marahnya dengan cara dan bahasa yang tepat. Hasilnya, penyebab dan solusi mengatasi marah bisa diketahui serta dilaksanakan setiap hari.
Nabi Muhammad SAW tidak mengucapkan kata kasar yang menimbulkan kesan negatif. Kata kasar bertentangan dengan pesan Allah SWT yang halus dan tegas demi kebaikan manusia. Hasilnya, marah Nabi Muhammad SAW memberi hasil produktif untuk perbaikan di lingkungannya.