Di Kota Medan ada banyak lokasi makam keramat. Makam-makam itu sering didatangi para yang ingin mendapatkan keinginan atau kekayaan, maupun mereka yang sudah jadi pemimpin. Diantaranya adalah Makam Datuk Darah Putih di Jalan Palang Merah. Juga ada makam tua di Mabar dan Makam Panglima Denai di kawasan Jalan Jermal.
Yang terlihat paling banyak didatangi saat ini adalah Makam Datuk Darah Putih. Situs ini ada di tengah Kota Medan, tepatnya di belakang Kantor Imigrasi Polonia Medan. Pengunjung ramai datang ke Makam Datuk Kerah Putih setiap Kamis malam dan Jumat pagi. Mereka memberi sesajen, biasanya berupa bunga dan buah, serta membakar dupa di sana.
Biasanya mereka yang datang ke sini punya keinginan, bisa saja untuk melancarkan usaha, dan hampir semua pengunjung makam berasal dari etnis Tionghoa. Tapi ada juga yang bukan Tionghoa, bisa dibilang segala etnislah.
Ramainya pengunjung makam ini pun ditandai dengan adanya penjual bunga, dupa, kemenyan dan buah-buahan di sana. Pengemis pun bermunculan di kawasan itu setiap malam Jumat. Mereka mengintip kemurahan orang-orang yang punya keinginan.
Makam Datuk Kerah Putih ini berada di depan pekarangan dua rumah kecil, rumah dan makam itu dipagari dan memiliki gerbang besi. Ada dua makam di kompleks itu. Kedua makam memiliki nisan dari batu. Konon, selain makam Datuk Darah Putih, satu lagi merupakan makam istrinya.Yang lebih rendah nisannya melebar itu makam istrinya.
Tak ada yang tahu sejak kapan makam itu di sana. Sebab, tak ada nama atau tarikh yang tertera di batu nisan. Yang ada hanya ukiran. Diperkiranakan makam itu sepertinya sudah ratusan tahun.
Selain tak ada tanggal dan nama, kisah tentang orang yang dimakamkan di tempat itu juga tak banyak diketahui. Begitu pun, sebagian orang tak peduli sejarah, namun merasa perlu pada daya mistis yang diyakininya ada di sana.