Terdapat fenomena unik di Kabupaten Aceh Singkil yakni makam tua tanpa nama. Terletak tak jauh dari bibir pantai di kemukiman Gosong Telaga tepatnya di wilayah pemerintahan Desa Gosong Telaga Selatan. Diperkirakan, makam tersebut sudah ada di sana sejak tahun 1700 an.
Baru pada sekitar tahun 2009 makam tersebut dipugar oleh salah satu anggota dewan setempat. Sebelumnya makam kondisinya kurang terawat. Berdasarkan cerita warga sekitar, makam itu diperkirakan berusia sekitar 300 tahun.
Warga sekitar mempercayai makam tersebut sebagai Tampat Aulia. Pada makam tidak terdapat tanda pengenal. Lokasi makam berada diatas karang. Panjang makam sekitar 9 meter. Setelah dipugar, luas area makam sekitar 50 meter persegi.
Makam Tua Panjang 9 m Tanpa Nama di Aceh Singkil (foto: Jejak Wali - WordPress)
Menurut warga Desa Gosong Telaga Utara, Aceh Singkil, asal muasal ditemukannya makam, dari mimpi salah seorang warga Gosong Telaga bahwa di lokasi tersebut ada makam yang bercahaya.
Pada area makam selain Tampat Aulia, terdapat sumur air tawar. Uniknya meski diatas karang dan berjarak sekitar 50 meter dengan pantai, airnya tawar seperti air mineral tidak asin. Air tersebut tidak akan pernah habis, meski kemarau datang dan pada musim hujan, airnya tetap tidak banyak.
Kemudian disebelah Tampat Aulia terdapat makam dari salah seorang warga Gresik Jawa Timur bernama Baharuddin, yang konon katanya dulu sekitar tahun 1980 an melakukan tapa atau semedi selama 40 hari 40 malam, kemudian meninggal dunia dan dimakamkan disebelahnya.
Punya makam tersebut sampai saat ini masih misteri, menurut versi ustadz Mustawi, pada tahun 1980 an ada yang mengatakan makam tersebut bernama Syekh Abdul Qadir yang berasal dari Timur Tengah.
Kemudian datang lagi orang tua dari orang jawa yang dimakamkan disebelah Tampat Aulia, makam tersebut katanya makam Syekh Hayul Jalil dari Turki.
Kemudian datang lagi orang, yang menurut Maas yang merupakan warga setempat, dia lupa siapa orangnya yang mengatakan itu makam Syekh Abdul Wahab.
Kemudian datang lagi orang yang terakhir ini, menamakan makam tersebut sebagai makam Syekh Ibrahim.
“Sementara orang tua terdahulu tidak pernah berani memberikan nama makam,” ungkap Maas Rasmi.
Warga setempat percaya dengan berziarah ke makan, dapat menyembuhkan penyakit, memohon hasil panen, dan hasil laut melimpah. Tak jarang pada momentum hari raya idul fitri maupun idul adha, masyarakat Gosong Telaga biasanya berziarah ke makam Tampat Aulia.