Buka puasa adalah waktu yang sangat ditunggu untuk para umat muskim yang menunaikan ibadah puasa. Banyak yang membuat aneka makanan dan minuman untuk menu buka puasa. Namun, ada satu sunah yang sering dilupakan saat berbuka puasa yaitu, menyegerakan dalam berbuka. Seperti hadist Nabi Saw. yang diriwayatkan Bukhari Muslim:
“Orang yang berpuasa senantiasa berada dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka,” HR Bukhari Muslim.
Buka puasa dianjurkan untuk disegerakan saat maghrib tiba. Bukan ditunda-tunda. Inilah yang dinamakan ta’jil. (menyegerakan). Berasal dari kata “Ajjala Yu’ajjilu Ta’jiilan”. Hanya saja di negeri kita Indonesia, terkadang istilah ta’jil dikesankan bermakna makanan buka puasa. “Sedia ta’jil puasa.” Begitu tulis pedagang penjual makanan buka puasa.
Sedangkan, untuk Sahur agar diakhirkan. Seperti hadist Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit, Rasul bersabda:
“Kami pernah makan sahur bersama Nabi, lalu lanjut shalat shubuh berjamaah. Ada yang bertanya: Berapa waktu antara waktu sahur Nabi dan shalat Subuh? Zaid menjawab: seperti bacaan 50 ayat.(HR Bukhari Muslim).
Dari hadits tersebut,bisa dipahami bahwa bacaan 50 ayat Al Qur’an diperkirakan sekitar 10 menit. Jelas bahwa kebiasaan Nabi adalah mengakhirkan sahur hingga jelang waktu subuh.