Dua Kumuliaan Orang Berpuasa di Hadapan Allah SWT

Dua Kumuliaan Orang Berpuasa di Hadapan Allah SWT

Dedi Sutiadi
2020-05-04 14:45:21
Dua Kumuliaan Orang Berpuasa di Hadapan Allah SWT
Ilustasri saat berbuka puasa Ramadan. (Foto: Istimewa)

Puasa Ramadan adalah bulan suci penuh ampunan. Bulan kemualiaan bagi mereka yang menjalankan dengan penuh keimanan dan kesungguhan. Setidaknya ada dua kemuliaan bagi merea yang menjalan ibadah puasa Ramadan. 

Ramadhan dikenal sebagai bulan penuh kemuliaan, untuk berpuasa yang pada bulan-bulan lainnya tidak berpuasa. Orang Arab jahiliyah pun ada yang melaksanakan puasa pada pertengahan Sya’ban untuk menyambut musim panas.

Maka ketika Nabi Muhammad membawa risalah kenabiannya, disyariatkan kepada orang-orang yang sudah memeluk agama Islam untuk berpuasa pada bulan Ramadhan, sebagaimana orang-orang dahulu berpuasa juga. Hal tersebut telah dijelaskan pada ayat ke 183 surat Al-Baqarah seperti yang kita semua sudah hafal. Allah Subhaanahu wa ta’ala menyampaikan bahwa puasa itu untuk Allah. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda ,

“Setiap amal anak Adam itu untuk dirinya sendiri; satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat semisalnya hingga tujuh ratus kali lipatnya. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu untukKu, dan akulah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwatnya, makanannya dan minumannya kerana Aku.’ Orang yang berpuasa itu memiliki dua kebahagiaan : kebahagiaan ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika dia bertemu dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya minyak misik (kasturi).”

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Hurairah. Pada redaksi hadis di atas, Allah menyampaikan bahwasanya “Puasa itu untukKu”, bahwa Allah mengkhususkan amalan puasa itu akan Allah balas langsung. Maksudnya adalah Allah sendirilah yang akan membalasnya (dengan balasan yang utama).

Muncul pertanyaan, ‘Mengapa Allah sendiri yang membalas amalan puasa? Dan mengapa puasa, bukan amalan yang lain?’ Jawaban yang paling cocok dan tepat adalah karena puasa adalah amalan yang sangat mulia. Maka orang yang berpuasa akan mendapatkan kemuliaan dari Allah sebagai balasannya. Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Latha’iful Ma’arif memberikan penjelasan, sedikitnya ada 2 hal yang menjadikan puasa itu dibalas oleh Allah sendiri.

Pertama, karena sejatinya pada hari dimana manusia itu berpuasa, ia meninggalkan segala hal yang menjadi fitrahnya hanya untuk Allah semata. Ia meninggalkan segala bentuk makanan dan minuman yang padahal itu halal baginya, ia tinggalkan syahwatnya, ia redam amarah dan ia bersabar dengan penuh kesabaran tatkala ia berpuasa. Hal tersebut tidak didapati dalam ibadah yang lainnya. Maka orang yang berpuasa sebenarnya adalah orang yang sedang benar-benar menghamba kepada Allah dan sangat dekat posisinya dengan Allah Subhaanahu wa ta’ala .

Kedua, karena puasa adalah suatu amalan rahasia yang hanya ia sendiri dan Allah yang mengetahuinya. Puasa itu terdiri dari niat yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah. Bahkan ada yang berpendapat bahwa amal puasa itu tidak dicatat oleh para malaikat pencatat. Ada juga yang berpendapat bahwa tidak terdapat riya’ di dalam puasa sebagaimana disampaikan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya. Allah sangat mencintai orang yang beramal secara sembunyi-sembunyi, dan puasa termasuk yang demikian itu.


Share :