Kita telah memasuki hari kedelapan puasa di bulan suci Ramadan. Ternyata, banyak dari kita yang tidak sadar ketika berpuasa ada hal-hal yang bisa merusak bahkan menghilangkan pahala puasa kita. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat kita berpuasa:
Berbohong atau berdusta dalam berbicara. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw. beliau pernah bersabda “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkara dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh rasa lapat dan haus yang dia tahan” HR. Bukhari nomor 1903.
Puasa tanpa mengerjakan solat. Ini adalah salah satu bentuk kesia-siaan dalam berpuasa dan merusak pahala puasa. seperti sabda Rasul “Sesungguhnya amalan hamba yang paling pertama dihisab adalah solatnya. Apabila solatnya baik, maka dia akan mendapat keberuntungan dan keselamatan. Apabila solatnya buruk, maka dia akan menyesal dan merugi.”
Marah adalah suatu bentuk luapan emosi karena seseorang mengikuti hawa nafsunya. Marah adalah perbuatan yang dilarang untuk seluruh umat islam. marah juga akan membuat pahala puasa kita rusak. Rasul bersabda “Janganlah Engkau Marah”
Menggunjing atau bergosib adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah SWT. kegiatan menggunjing biasanya dilakukan oleh para kaum wanita. Allah Berfirman dalam Qs. Al-Hujurat ayat 12 “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Fitnah adalah perilaku memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Allah SWT Berfirman dalam Qs. Al-Qolam ayat 10-11 “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.”