Marhaban ya Ramadan, kita telah memasuki pekan kedua berpuasa di bulan Ramadan. Banyak sekali ibadah-ibadah yang telah kita lakukan di pekan pertama puasa yang telah berlalu. Lantas, bagaimana dengan peran dari Ramadan untuk keseharian?
Menurut Ustad Adi Hidayat Lc. MA. atau UAD mengatakan, jika kita masih diberi kesempatan untuk mendapatkan Ramadan di keesokan harinya, maka janganlah bermain-main dalam menjalani kesempatan yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita. Maka, bermujahadahlah untuk melawan hawa nafsu dengan meningkatkan ibadah kita di bulan suci ini.
“Seorang yang hendak menunaikan ibadah puasa, maka Allah SWT. akan memberikan kesan kepadanya juga kepada musling yang hendak berpuasa, agar tidak main-main dan menganggap ringan kesempatan Ramadan kepada hidupnya,” kata Ustad Adi Hidayat.
“Karena tidak semua orang dapat nikmat ramadan. Dan tidak setiap orang yang telah mendapatinya belum tentu bisa mengulang di Ramadan selanjutnya. Maka dari itu semua akan bermujahadah ketika Ramadan,” jelas Ustad yang kuat hafalannya tersebut.
Dengan bermujahadah dengan menahan nafsu untuk mendapat kenikmatan dari Ramadan ini. Para Sahabat Nabi Saw. juga bisa meneteskan air mata ketika Ramadan telah berlalu. Maka dari itu, sebelum Ramadan meninggalkan kita, bentengi diri dengan ibadah ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Arti mujahadah menurut bahasa adalah perang, menurut aturan syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Alloh, dan menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syara’ (agama). Sebagian Ulama mengatakan : "Mujahadah adalah tidak menuruti kehendak nafsu”, dan ada lagi yang mengatakan: “Mujahadah adalah menahan nafsu dari kesenangannya,” Ta’rif (definisi) mujahadah menurut arti bahasa, syar’i, dan istilah ahli hakikat di dalam kitab Jami’ul Ushul Fil-Auliya(1), hal 221.