Terkadang kuburan tua seperti sebuah kode dan mungkin mengandung banyak informasi baru atau sebuah misteri yang enyimpan beragam kisah, bahkan pesona tersembunyi. Salah satu kuburan yang menyimpan misteri yakni dua kuburan yang pertama panjangnya 8 meter dan satunya lagi 6 meter, letaknya berdampingan.
Dua kuburan itu terletak di Pulau Kampai berada di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatra Utara. Pulau ini dijuluki dengan nama Pulau Terasi, karena daerah ini merupakan penghasil terasi/belacan terbesar di tanah air. Produksinya dipasarkan hingga ke mancanegara, terutama ke Eropa sejak zaman kolonial Belanda.
Dimana, di Pulau Kampai didiami banyak suku bangsa, seperti Aceh, Melayu, Jawa dan Melayu perantau dari Malaysia dan Karo. Etnis Tionghoa juga ada walaupun jumlahnya tidak banyak.
Pulau ini menyimpan banyak misteri yang belum terungkap, yakni adanya 2 Kuburan Panjang yang disebut juga Kuburan Keramat Panjang. Lokasinya sekitar 300 meter dari dermaga Pulau Kampai, setelah menyeberangi lautan dengan menggunakan speed boat atau kapal motor dari Pelabuhan Pangkalan Susu.
Pada kedua nisan tidak satu pun identitas yang bisa dijadikan bukti 2 kuburan itu, jenazah siapa sebenarnya di dalam. Karena, masyarakat Pulau Kampai percaya, jika kuburan ini sudah ada sebelum zaman Kolonial Belanda/pemerintahan VOC.
Kuburan itu pernah diteliti ilmuan Belanda, hasilnya nihil. Ukiran di batu nisan yang mirip dengan tulisan Cina, dan pernah diyakini jika kuburan itu kuburan suku Tionghoa. Tapi teori itu masih belum bisa dipercayai masyarakat Pulau Kampai.
Misteri lain Kuburan Panjang, menurut warga Desa Pulau Kampai, kuburan itu memiliki penjaga khusus, yakni seekor harimau putih, yang sering dilihat warga di zaman Kolonial Belanda. Pernah juga orang meninggal dunia setelah memindahkan batu pusara yang ada di atas kuburan itu. Warga pun menjulukinya Kuburan Keramat Panjang, yang identik pada nama Teuku Keramat Panjang, yang telah terdengar sejak 120 tahun lalu, dan identik dengan cerita Ular Panjang yang diceritakan ulama besar dari Langsa pada zaman dahulu.
Nama asli dari Teuku Keramat Panjang adalah Teuku Sulthan Muhammad, berasal dari Pakistan. Ia merupakan seorang ulama besar, mendarat di Pulau Kampai saat berusia 13 tahun dan menetap di Pulau Kampai sampai akhir hayatnya. Di Pulau Kampai ia bekerja menjadi pedagang, seperti jual-beli emas, kain dan lainnya.
Teuku Sulthan Muhammad menikah dengan Siti Bahara Silalahi di Pulau Kampai. Ayah Siti Bahara Silalahi berasal dari Kabanjahe, Kabupaten Karo, ibunya berasal dari tanah Deli.
Kuburan Keramat Panjang hingga kini menjadi salah satu lokasi wisata yang banyak dikunjungi. Konon, ada juga sebutan Kuburan Panjang identik dengan cerita legendaris, Mas Merah, misteri tentang pemuda bernama Salam asal Serawak Malaysia, Salmah dan Tambi dan Medan Labuhan. Cerita Mas Merah adalah cerita terbentuknya Pulau Kampai. Itulah sebabnya, Kuburan Keramat Panjang hingga kini masih menyimpan misteri.