Halua, Kuliner Lebaran Si Manis dari Langkat

Halua, Kuliner Lebaran Si Manis dari Langkat

Alpandi Pinem
2020-04-30 11:17:50
Halua, Kuliner Lebaran Si Manis dari Langkat
Manisan Halua (Istimewa)


Masyarakat Melayu Pesisir timur Sumatera Utara sangat identik dengan panganan manisan berbahan buah yang di namakan Halua yang disajikan dihari Lebaran dan acara pernikahan. Manisan Halua ini biasanya disajikan dalam acara adat penikahan melayu dalam prosesi yang dinamakan nasi hadap-hadapan yang dilaksanakan dimana pengantin pria dan perempuan beserta keluarga kedua mempelai melakukan jamuan bersantap bersama dengan sajian makanan khas Melayu dengan duduk bersilah.

Dalam kaidah Melayu Halua /Halwa adalah sejenis manisan yang terbuat dari berbagai macam buah yang tumbuh di pesisir timur Sumatera. Halua sendiri berbahan dasar buah-buahan seperti seperti pepaya, cabai, labu, wortel, daun pepaya, buah gelugur, buah renda, terong, kolang kaling, buah gundur. Bahan-bahan tersebut terlebih dahulu dibersihkan.

Setelah dibersihkan lalu diberikan gula untuk kemudian diendapkan selama beberapa hari. Setelah dicampur dengan gula yang dipanaskan, atau pun dimasukkan langsung dalam manisan yang sudah dibentuk. Bentuknya juga beragam dan bisa dirangkai menjadi bunga atau bentuk lain yang indah.

Pembuatannya cukup sederhana meskipun tetap diperlukan kesabaran. Yang penting diperhatikan adalah pemilihan buah dan sayur harus yang mengkal atau setengah masak. Agar saat dimasak tetap bagus tampilannya dan renyah rasanya.

Setelah buah dan sayur dicuci atau dibersihkan kemudian direndam dalam air yang diberi air kapur sirih. Beberapa jenis buah bisa direndam dalam air selama berhari-hari. Tujuannya agak teksturnya tetap keras atau renyah. Cabai, pepaya dan labu biasanya dipotong atau diukir lebih dahulu sebelum direbus.

Selanjutnya buah dan sayuran direbus sebentar dalam air mendidih. Cukup asal sayuran dan buah layu. Jika sudah tiris dan dingin, barulah sayuran dan buah ditusuki dengan jarum agar larutan gula mudah masuk ke dalam serat.

Air dan gula kadang ditambah pewarna makanan direbus hingga mendidih. Kemudian buah dan sayur dimasukkan ke dalam larutan gula ini dan direbus beberapa saat hingga meresap. Setelah ini barulah ditiriskan hingga kering. Proses pembuatannya berkisar 5 hari – 9 hari.

Tampilan warna-warna yang mengilap membuat manisan ini sangat menarik. Tentu saja rasa pare dan cabaipun jadi manis. Pepaya, buah renda dan kolang-kaling biasanya dirangkai menjadi kuntum bunga atau bentuk burung dan hiasan lainnya sehingga lebih menarik.

Manisan ini sebelum disajikan ditata cantik dalam bokor atau baki sehingga layak jadi suguhan tamu-tamu di hari istimewa. Halua juga jadi syarat untuk hantaran pengantin dan suguhan yang wajib dicicip saat pesta dan hari raya lebaran.

Halua tidak selalu dibuat sendiri karena di pasar tradisional yang besar juga banyak penjualnya. Atau bisa dipesan melalui toko dan perajin yang banyak di Medan. Harga jualnya juga bervariasi tergantung jenis manisannya. Harga berkisar dari Rp.60.000,00 – Rp. 90.000,00. Untuk manisan berukir atau berhias biasanya lebih mahal karena rumit pembuatannya. Halua bisa tahan disimpan hingga 1 tahun karena lapisan gulanya berfungsi sebagai pengawet.


Share :

HEADLINE  

Prabowo, Titiek dan Didit : Maaf Lahir dan Batin

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 10:00:00


Prabowo dan Gibran Akan Salat ID di Masjid Istiqlal

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 01:00:00


Azizah-Arhan Nonton Timnas Indonesia, Andre Rosiade Dikerjai

 by Dimarirenal

March 26, 2025 15:10:00