Selain terkenal dengan kejahatan begalnya, Lampung juga terkenal dengan Calo atau orang yang mencari penumpang untuk Bis kadang dengan cara memaksa. Ini bisa kita lihat dari pertama kali kita menginjakan kaki di Lampung, yaitu di Pelabuhan Bakauheni.
Baru keluar dari Pelabuhan Bakauheni, kita akan melihat puluhan calo yang sedang mencari penumpang. Mereka para calok akan bertriak-triak sambil membawa kertas yang bertuliskan “Lampung, Palembang, Bengkulu dan untuk lokal Lampung yaitu Raja Basa, Pringsewu, Panjang, dll.”
Kita juga akan melihat kendaraan umum plat hitam yang bebas masuk di Bakauheni. Bahkan mereka juga bisa ikut berebut penumpang dengan para calo. Bahkan, Salah satu Calo yang mengaku sebagai calo legal mengatakan, jika ketertiban di Pelabuhan Bakauheni itu kurang. Ia juga mengatakan, angkutan umum plat hitam itu bisa masuk dengan membayar uang sebesar Rp 20 ribu setiap masuk. Uang itu kata dia, untuk ketertiban di terminal Pelabuhan Bakauheni.
“Disini itu gak ada yang tertib gitu bang. Maunya ada petugas yang ditaro dilapangan gitu, untuk mengatur gitu kan. Bayar Rp20rb per lewat, dan uang itu katanya digunakan untuk ketertiban disini” katanya.
Karena banyaknya persaingan tersebut, membuat mereka melakukan pemaksaan terhadap calon penumpang. Bahkan, menurut salah satu penumpang yang ingin pulang kampung mengatakan, Ia sangat menyayangkan akan perilaku calo yang memaksa itu. Ia sempat diajak berkelahi karena menolak.
“Sangat disayangkan, Pelabuan sebesar ini tapi keamanannya kurang dijaga. Sangking keselnya dikejar-kejar sama calo, saya tinggal makan. Dan keselnya lagi habis makan dia (Calo) dating lagi dan saya tolak malah saya diajak berantem,” kata Yunus salah satu penumpang tersebut.