Batak di Sumatra Utara terkenal dengan kekayaan kuliner tradisionalnya. Kuliner Batak terkenal dengan olahan daging dan ikannya, terutama untuk masyarakat Batak di pesisir Danau Toba.
Salah satu makanan khas Batak Toba yang banyak diketahui orang adalah itak gurgur yang tekenal dibuat dengan sangat sederhana, tapi kaya akan filosofi.
Itak gurgur ini biasanya disebut sebagi makanan tradisional yang disajikan ketika memanjatkan doa saat momen-momen tertentu seperti dalam menanam padi.
Namun, cerita mukanya makanan ini ada tak lepas dari cerita rakyat. Doa akan dipanjatkan setelah lama negeri Sagala ditimpa musim kemarau, lalu masyarakat berdoa di masing-masing sawahnya dan memberikan sajian. Hujan pun mulai turun dan air mulai menggenang.
Ketika padi sudah tinggi dan mulai menghijau kepercayaan masyarakat bahwa padi sudah mempunyai roh, maka para petani menyiramkan air jeruk purut ke batang-batang padi.
'On ma itak gurgur dan ompung, gurgur ma gogo ni haumanami on.' Demikian doa-doa petani diucapkan kepada dewa-dewa dan roh leluhur. Artinya, inilah itak gurgur (tepung beras yang ditumbuk) ya ompung (somba on Martua Pusuk Buhit dan Mulajadi Nabobol), berlipat gandalah hasil sawah kami...
Itak gurgur sebagai penganan khas masyarakat Batak yaitu dengan penambahan bahan lain, garam, kelapa parut, dan gula. Dalam beberapa acara, itak gurgur masih sebagai perlambang kekuatan dan harapan.
Itak gurgur dibuat dengan sangat sederhana tanpa dimasak. Bahan utama itak gurgur yaitu tepung beras. Sebelum ada alat penggilingan, beras hanya ditumbuk sehalus mungkin. Kini pun sebagian masih mempertahan pengolahan seperti ini karena dianggap rasa itak gurgur justru terasa lebih enak.
Beras terlebih dahulu direndam. Beras kemudian dicampur dengan garam, gula, dan kelapa parut. Semua bahan diaduk merata. Setelah itu baru dikepal-kepal hingga padat. Itak gurgur sudah dapat dinikmati.