Tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa bersin, pusing, dan demam adalah diagnosis atau gejala awal virus corona atau COVID-19.
Untuk itu, Dokter Umum Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), dr Ahmad Pasha Natanegara, menjelaskan walaupun hal tersebut telah dicatat sebagai salah satu gejala COVID-19, tetapi hal itu tidak menjadi ciri khas pasien penyakit tersebut di Indonesia.
“Di Indonesiapun dari pendataannya, bersin, dan pusing itu paling cuma tidak lebih dari 20 persen yang menunjukkan gejala seperti itu,” kata dia Dilansir dari IDN Times, Kamis 23 April 2020.
Diagnosis secara pribadi seseorang yang mengalami gejala bersin, pusing, dan demam, kata dia, belumlah tentu menyatakan seseorang terkena COVID-19.
Sebab, beberapa pemyakit lainnya juga mempunyai gejala yang serupa.
“Jadi masih bisa bersin dan pusing itu penyakit yang lain selain COVID dan kemungkinan besar memang penyakit lain,” ujar dia.
Jika mengalami gejala tersebut, kata dr Ahmad Pasha, maka yang bersangkutan disarankan untuk melakukan isolasi pribadi selama 14 hari.
Barulah jika batuk dan demam semakin sering dan parah, masyarakat diharuskan periksa ke dokter.
“Yang pertama, yang harus dilakukan kalau misalnya ada merasa batuk demam, tetapi istilahnya masih bisa ditahan gejala-gejala tersebut, bisa melakukan isolasi diri di rumah dulu selama 14 hari,” ujar dia.
Mengingat saat pandemi covid-19 ini, seseorang diminta untuk bijak dalam memutuskan untuk pergi ke fasilitas kesehatan, demi mengurangi kontak langsung dengan orang lain.
Menurutnya, ke fasilitas kesehatan memiliki potensi tertular virus corona sehingga membahayakan diri sendiri. Apalagi, tidak semua rumah sakit memisahkan Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk COVID-19 dan pasien umum.
“Tapi masih kebanyakan rumah sakit itu IGD-nya dicampur, jadi kita tidak tahu siapa saja yang ada di sana, ternyata suspect COVID-19, jadi itu lebih membahayakan diri sendiri sebenarnya,” kata dr Pasha.