Inilah Bangun Tua yang Masih Berdiri di Kota Medan yang Cocok Jadi Tujuan Wisata Sejarah

Inilah Bangun Tua yang Masih Berdiri di Kota Medan yang Cocok Jadi Tujuan Wisata Sejarah

Alpandi Pinem
2020-04-21 14:10:51
Inilah Bangun  Tua yang Masih Berdiri di Kota Medan yang Cocok Jadi Tujuan Wisata Sejarah
Kantor Pos Medan (Istimewa)


Selain terkenal dengan kulinernya yang lezat, Kota Medan juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang luar biasa. Kota Medan sendiri sudah berdiri sejak 1590. Dan sejak tahun 1632, kota ini dijadikan pusat pemerintahan sebuah kerajaan Melayu, Kesultanan Deli. Seiring berlalunya waktu, kota ini terus berbenah dan mengikuti perkembangan zaman. Tapi tidak berarti seluruh peninggalan sejarah hilang begitu saja.


Selalu ada kisah bersejarah tentang kota ini yang bisa kita nikmati, salah satunya bangunan-bangunan tua yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Walaupun kini jumlahnya tak lagi banyak, namun berikut bangunan tua di Kota Medan.


1. Gedung London Sumatera (Lonsum)


Gedung London Sumatera merupakan salah satu peninggalan zaman kolonial yang hingga kini masih berdiri di Kota Medan, Sumatera Utara. Gedung ini merupakan kantor perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London, Harrisons & Crossfield Plc. Gedung ini juga disebut dengan gedung Juliana.


Gedung ini di bangun pada 1906 dengan desain arsitektur bergaya transisi, yang terlihat dari bentuk gevel atau fasad depan yang merupakan ciri rumah-rumah di Eropa pada transisi akhir abad 19. Dengan desainnya yang vintage, gedung ini cocok dijadikan lokasi hunting foto. Gedung ini beralamatkan di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 2 Medan.


2. Kantor Pos Medan


Gedung Kantor Pos Medan didirikan oleh pemerintahan kolonial Belanda pada masa kepemimpinan Residen J. Ballot yang berkantor disekitar Lapangan Merdeka Medan. Bangunan Kantor Pos Medan dibangun sejak tahun 1909 hingga tahun 1911 oleh seorang arsitek asal Belanda, Ir. S. Snuyf.


Gedung ini memiliki desain arsitektur Eropa Tua yang terlihat dari eksterior dan interior bangunannya.


3. Mesjid Raya Al-Mashun


Usianya 1 abad, tidak mengurangi sedikitpun kekokohan bangunan Mesjid Raya Al-Mashun yang terletak di Jalan SM Raja ini.

Desainnya yang antik dan unik khas timur tengah membuat mesjid ini menjadi salah satu ikon Kota Medan.


Masjid ini dirancang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad 18. Merupakan salah satu peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam - penguasa ke 9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa tahun 1873 - 1924 .


Masjid Raya Al-Mashun sendiri dibangun tahun 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi, dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jum’at 25 Sya’ban 1329 H (10 September 1909).


4. Istana Maimun


Tak jauh dari lokasi Mesjid Raya Al-Mashun, berdiri satu lagi bangunan bersejarah yang tidak kalah menarik, yakni Istana Maimun. Istana ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang memerintah dari tahun 1873-1924. Istana Maimun dahulu tidak hanya menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Deli, namun juga sebagai pusat adat dan budaya Melayu, tempat bermusyawarah antar masyarakat dan pusat dakwah Islam.


5. Tjong A Fie Mansion


Tjong A Fie merupakan seorang tokoh multikulturisme yang turut berjasa membangun Kota Medan. Tjong A Fie dilahirkan di Provinsi Guandong, Kabupaten Maizen, di Desa Sukaou, Tiongkok, pada 1860 lalu. Dia datang ke Medan dari Meixian, Guandong  pada 1875. Dia adalah jutawan pertama di Sumatera. Namanya sangat terkenal sampai sekarang walaupun ia sudah wafat pada tahun 1921. Rumah Tjong A Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang dibangun pada tahun 1900. Lokasinya terletak Jalan Ahmad Yani, dan kini dijadikan salah satu objek wisata bersejarah di Kota Medan.


6. Gedung Bank Indonesia Medan


Gedung Bank Indonesia Medan ini merupakan bangun peninggalan pemerintahan Belanda yang kalah ketika peperangan. Dalam sejarahnya bangunan itu didirikan pada tahun 1906 oleh tiga orang arsitek Hulswit, Fermost dan Cuypers. Selesai tahun 1907, gedung ini digunakan oleh pemerintahan Belanda sebagai pusat perbankan dengan nama De Javasche Bank Medan. Berusia 1 abad, bangunan ini masih berdiri kokoh sampai sekarang di Jalan Balai Kota No. 04 Medan.


7. Gedung Balai Kota Lama Medan


Gedung Balai Kota Lama Medan adalah bangunan kolonial yang terletak di Jalan Balai Kota, Medan, Sumatera Utara. Gedung ini dibangun pada masa Hindia Belanda tahun 1908 oleh Hulswit & Fermont dan direnovasi tahun 1923 oleh Eduard Cuypers (sepupu Pierre Cuypers), arsitek bangunan kolonial ternama lainnya di Hindia Belanda.


Gedung Balai Kota merupakan kilometer nol di Medan. Gedung ini awalnya dibangun untuk De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia), lalu dibeli oleh pemerintah kota Medan. Gedung Balai Kota ini kini menjadi bagian dari kompleks hotel dan perkantoran Grand Aston City Hall Medan, dan kini difungsikan sebagai restoran D’Heritage.


8. Vihara Gunung Timur


Vihara Gunung Timur yang terletak di Jalan Hang Tuah Medan ini merupakan bangunan kelenteng Tionghoa terbesar sekaligus tertua di Kota Medan yang dibangun tahun 1930-an.


9. Menara Tirtanadi


Menara Air Tirtanadi ini merupakan salah satu ikon Kota Medan yang mungkin sudah sangat familiar bagi warga Medan. Menara air ini dulunya milik pemerintahan kolonial Belanda yang bernama NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang mulai dibangun pada tahun 1905 dan selesai tahun 1908. Fungsinya untuk mensuplai kebutuhan air bersih para penduduk yang sampai sekarang masih tetap digunakan dan menjadi milik PDAM Tirtanadi.


10. Gereja Katedral Medan


Bangunan Gereja Katedral Medan ini berdiri tahun 1879. Awalnya berupa gubuk dengan atap ijuk dan daun rumbia. Gereja yang terletak di Jalan Pemuda No 1 Medan ini dulunya merupakan tempat beribadat puluhan umat Katolik yang mayoritas suku India Tamil dan Belanda.


Mulai 30 Januari 1928 bangunan gereja diubah menjadi permanen oleh arsitek Han Groenewegen dan Langereis dan bertahan hingga saat ini.



11. Gereja GPIB Immanuel Medan


Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel yang terletak di Jl. Diponegoro Np 25-27 Medan ini awalnya disebut dengan istilah Gereja Ambon.


Bangunan ini mulai dibangun pada 12 Oktober 1921. Dahulu digunakan sebagai rumah ibadah jemaat Kristen Protestan dibawah naungan Indische Kerk atau Staatskrer. Pada kedudukan Jepang dijadikan gudang. Setelah Perang Dunia ke II gedung ini dijadikan tempat peribadatan jemaat Gereja Anglika.


12. Kuil Shri Mariamman


Kuil Shri Maiamman dibangun pada tahun 1884, dan disebut sebagai kuil Hindu tertua di Kota Medan. Letaknya di kawasan Kampung Madras (dulu Kampung Keling). Bangunan ini dikelola oleh keluarga pemilik perusahaa besar Texmaco, Lila Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi gopuram, atau gapura yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India Selatan.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30