Sumatera Barat (Sumbar) memiliki kebudayaan dan tradisi yang sangat beragam, terutama etnis Minangkabau yang sebagian warga Sumbar.
Ditengah gempuran budaya asing yang terus masuk, etnis Minangkabau sampai hari ini ternyata masih menjunjung kearifan lokal mereka dan masih menjalankan berbagai tradisi unik yang sudah turun temurun sejak dulu, yang sampai sekarang masih tetap eksis.
Nah, mau tahu tradisi unik apa saja? Langsung saja simak berikut ini!
1. Tabuik
Tabuik (foto: republika)
Salah satu tradisi unik yang ada di Sumatera Barat adalah Pesta Tabuik. Perayaan Tabuik merupakan tradisi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein.
Prosesi ini biasanya berlangsung selama satu minggu dengan perayaan puncak yang dinamakan “Hoyak Tabuik” yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya. Salah satu kalimat tentang Pariaman dan Tabuik adalah sebuah Pantun yang berbunyi: “Pariaman tadanga langang, batabuik mangkonyo rami.”
Pada puncak perayaan Tabuik ini biasanya masyarakat dari seluruh penjuru Sumatera Barat akan memenuhi Kota Pariaman untuk menyaksikan “Hoyak Tabuik”. Tidak hanya dari Sumatera Barat, mereka yang menyaksikan prosesi Pesta Tabuik bahkan juga datang dari luar negeri. Event tahunan Kota Pariaman ini memang selalu dinanti setiap tahunnya.
2. Pacu Jawi
Pacu Jawi (foto: daengbattala)
Salah satu tradisi unik yang menjadi favorit dari Sumatera Barat adalah Pacu Jawi. Pacu Jawi merupakan tradisi unik yang dilakukan masyarakat Tanah Datar khususnya masyarakat di kecamatan Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan. Selain itu Pacu Jawi juga dilaksanakan di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh.
Sekilas, Pacu Jawi mirip dengan Karapan Sapi di Madura. Namun yang membedakan keduanya adalah lahan yang digunakan. Jika Karapan Sapi menggunakan sawah yang kering, maka Pacu Jawi menggunakan sawah yang basah dan berlumpur. Selain itu untuk mempercepat lari sapi, joki Pacu Jawi tidak menggunakan tongkat seperti Karapan Sapi, mereka biasanya menggigit ekor sapi.
3. Pacu Itiak
Pacu Itiak (foto: netralnews)
Pacu Itiak (Balapan Itik) adalah salah satu tradisi unik dari Sumatera Barat khususnya di daerah Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Event Pacu Itiak biasanya dilaksanakan di 11 tempat berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Tata cara perlombaan Pacu Itiak ini adalah dengan melemparkan Itiak sehingga Itiak pun terbang menuju garis finish. Itiak yang paling cepat mencapai garis finish akan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak tempuh satu lintasan Pacu Itiak ini biasanya sepanjang 800 meter.
4. Maulid Nabi di Pariaman
Maulid Nabi di Pariaman (foto: pituluik)
Jika lazimnya peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan ceramah dan tabligh akbar, berbeda dengan daerah Padang Pariaman, Sumatera Barat. Di daerah ini peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan cara yang khas dan sama sekali berbeda.
Masyarakat di Padang Pariaman melaksanakan Maulid Nabi sepanjang bulan Rabi’ul Awal hingga Jumadil Akhir. Kegiatan ini dilakukan secara marathon, bergiliran dari satu Surau ke Surau lainnya. Pelaksanaannya sendiri dilakukan selama dua hari, biasanya pada hari Sabtu dan Minggu. Pada hari Sabtu siangnya para ibu-ibu dan perempuan yang menjalankan tugas dengan membuat berbagai macam masakan dan aneka hidangan. Makanan paling khas ketika Maulid di Pariaman ini adalah Lamang.
Kemudian pada malam harinya dilaksanakan prosesi ‘Badikia’ (Berdzikir). Pada prosesi ini para ulama yang di Pariaman disebut Tuanku, Imam Katik (Imam Khatib), serta Labay berkumpul di Surau membacakan dzikir dan shalawat hingga pagi menjelang.
Pada hari berikutnya, sore harinya selepas Ashar dilaksanak prosesi makan bajamba. Pada momen ini semua isi kampung akan berkumpul di Surau untuk menikmati masakan yang telah dibuat pada hari sebelumnya. Selain itu, momen ini biasanya juga dimanfaatkan untuk mengumpulkan sumbangan pembangunan Surau atau Mesjid.
5. Baburu Babi
Baburu Babi (foto: youtube)
Baburu Babi atau dalam bahasa Indonesia berburu babi adalah tradisi unik yang sudah turun temurun ada di kalangan masyarakat Minangkabau. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kaum muda. Berburu babi di Sumatera Barat berbeda dengan cara berburu babi pada umumnya, di sini masyarakat yang berburu babi menggunakan anjing untuk menangkap babi-babi hutan yang merusak tanaman para petani.
Kegiatan berburu babi ini biasanya dilaksanakan setiap akhir pekan dan berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Hasil tangkapan berupa babi-babi liar tersebut biasanya hanya dijadikan makanan anjing peliharaan mereka, karena bagi masyarakat Minang yang menganut agama islam mengkonsumsi babi adalah haram.
6. Makan Bajamba
Makan Bajamba (foto: amazing-sumbar)
Makan bajamba sering juga disebut Makan Barapak, tradisi unik ini sampai sekarang masih jamak dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Makan Bajamba adalah tradisi makan dengan cara makan bersama di sebuah tempat, biasanya dilakukan pada hari besar islam, upacara adat atau acara-acara penting lainnya.
Tradisi makan bajamba diperkirakan masuk ke Sumatera Barat seiring dengan masuknya islam ke Ranah Minang pada abad ke-7. Maka tidak heran banyak adab dalam makan bajamba yang sesuai dengan syariat Islam.
7. Turun Mandi
Turun Mandi (foto: gadangdirantau)
Upacara Turun Mandi adalah salah satu tradisi unik yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas lahirnya seorang anak ke dunia sekaligus memperkenalkan kepada lingkungan sekitar bahwa telah lahir seorang anak dari sebuah keluarga atau suku.
Upacara Turun Mandi dimulai dengan persiapan berbagai perlengkapan, kemudian arak-arakan menuju sungai (batang aia) tempat dilaksanakannya upacara Turun Mandi tersebut. Upacara ini sendiri hanya bisa dilaksanakan di Batang Aia atau Sungai.