Mantan menteri kesehatan Siti Fadilah Supari, yang sat ini tengah berada dalam penjara, memperingatkan pemerintah RI untuk tidak menggunakan vaksin virus corona covid-19, yang diproduksi perusahaan farmasi pendiri Microsoft Corporation Bill Gates.
Menurut Siti Fadilah Supari, ada sejumlah kejanggalan yang dia temui berkaitan dengan vaksin buatan Bill Gates.
Sekedar informasi, Bill Gates dilaporkan tengah mengembangkan vaksin corona untuk diberikan pada 7 miliar penghuni dunia.
Vaksin corona itu diberi nama INO-4800, di mana pengembangannya disokong Bill and Melinda Gates dan Foundation Coalition for Epidemic Preparedness Innovations.
Sebelum diproduksi massal, vaksin yang telah diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) itu bakal diuji coba klinis ke 40 relawan yang telah diseleksi. Uji coba akan berlangsung beberapa minggu ke depan.
Dia mengatakan, untuk mencapai obsesinya, Bill Gates bahkan telah menjalin hubungan dengan pemerintah negara-negara seluruh dunia termasuk Indonesia agar vaksin-nya menjadi program resmi pemerintah.
“Untuk menghadapi wabah Corona di Indonesia, sebaiknya pemerintah tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates,” kata Siti Fadilah Supari dalam keterangan resmi, Minggu 19 April 2020.
Siti beralasan, kapan Bill Gates mulai membuat vaksin. Sebab pembuatan vaksin memerlukan waktu yang tak sebentar.
“Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin corona sekarang, kapan dia punya seed virus nya? Apa sebelum pandemik Corona? Apalagi pada tahun 2015 dia telah mengumumkan akan ada pandemik besar di 2020,” kata Siti lagi.
Kemudian, Siti mengatakan seed virus Corona dari strain negara mana yang digunakan oleh Bill Gates untuk membuat vaksin.
Sebab menurut para ahli di dunia, virus corona hingga kini masih terus berubah-ubah, atau terus bermutasi.
Kabarnya bahkan sekarang sudah menjadi tiga clade atau bahkan ada yang bilang enam clade.
Maka jadi perhatian bagi Siti, mana seed virus yang dijadikan vaksin oleh Bill Gates, karena hingga kini belum jelas.
Alasan selanjutnya, Siti menduga vaksin buatan Bill Gates kemungkinan dipasang microchip oleh Bill Gates pada vaksin tersebut.
“Konon digunakan untuk memantau orang yang diberi vaksin tersebut. Sedangkan kita tidak tahu dampak negatif apa dari microchip tersebut terhadap tubuh kita dalam jangka panjang. Apa betul microchip itu hanya untuk tanda seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali. Kita wajib waspada karena Bill Gates mempunyai proyek ambisius yaitu depopulasi, demi mengatur populasi sedunia,” ucap Siti.
“Menurut saya Indonesia saat ini tidak perlu vaksin corona, karena virusnya sangat labil. Dan kita tidak punya data yang valid mana orang yang positif corona dan negatif.” imbuhnya.
Siti pun kemudian menyarankan agar Pemerintah Indonesia membuat vaksin mandiri dengan strain kita sendiri. Artinya, sesuai dengan keamanan yang bisa dipercaya dan tidak ditumpangi kepentingan politik bangsa lain.
Sebab kata dia, kesehatan adalah kunci Ketahanan Nasional.
Sekedar informasi, nama Bill Gates belakangan memang masuk dalam sejumlah teori konspirasi kemunculan virus corona, yang dibahas sejumlah pihak. Sebab bos teknologi kenamaan dan salah satu orang terkaya di dunia, itu telah memprediksi akan munculnya virus ini secara tidak langsung pada 2015 silam.
Kala itu Bill Gates berbicara di Ted.com. Belakangan, Bill Gates turut mendanai penelitian untuk mendiagnosa dan meneliti vaksin.
“Jadi di masa depan, kita mungkin akan menemukan virus yang menjangkiti orang yang cukup sehat, lalu mereka naik pesawat, mereka ke pasar. Bisa jadi ini virus datang dari alam, atau dari terorisme biologi,” kata Bill Gates pada 2015 lalu.
“Jadi banyak hal yang sebenarnya bisa membuat situasi ribuan kali lebih buruk.” kata Bill Gates.