Wabah virus corona yang mengguncang dunia begitu berdampak pada kondisi pertumbuhan ekonomi global. Namun dalam rilisnya menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan naik setelah wabah corna mereda.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi di atas 0%.
"Jadi IMF memprediksi hanya tiga negara yang pertumbuhannya di atas 0%, China, India, dan Indonesia, dan yang lain negatif. Artinya tahun ini resesi sudah, kita tidak bicara tidak resesi," kata Airlangga dalam program Blak-blakan yang tayang di detikcom, Jumat 17 April 2020.
Airlangga bilang pemerintah sudah menyiapkan banyak upaya salah satunya pemberian stimulus fiskal dan moneter yang diharapkan dapat menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi nasional akibat pandemi virus Corona
Pemerintah sendiri sudah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 438,3 triliun untuk menanggulangi Corona. Anggaran tersebut untuk stimulus I sektor pariwisata sebesar Rp 10,3 triliun, stimulus II sebesar Rp 22,9 triliun, dan stimulus III sebesar Rp 405,1 triliun.
Adapun total dana insentif yang mencapai Rp 405,1 triliun dialokasikan sebesar Rp 75 triliun untuk belanja bidang kesehatan, Rp 110 triliun untuk perlindungan sosial, Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat (KUR), serta Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menurun, Airlangga mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi melonjak drastis di tahun 2021. Dia bilang IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di aras 8% pada tahun 2021.
"IMF pun optimis bahwa tahun depan situasi akan membaik, oleh karena itu IMF dalam rilis kemarin malam mendorong, mem-publish bahwa Indonesia pertumbuhannya di atas 8%. Jadi yang tinggi itu adalah Indonesia, China, dan India," jelasnya.