Mencegah penyebaran virus corona bebrapa daerah telah melakukan Pembatasan Sosial Bersekala Besar, bahkan tak hanya itu saja Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, menilai Pemkot Surabaya perlu mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke Menkes Terawan Agus Putranto.
Tak hanya itu saja bahkan Joni juga menyatakan bahwa saran tersebut berdasarkan hasil kajian epidemiologi yang dilakukan tim ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya. Terlebih Kota Surabaya memiliki kasus positif corona tertinggi di Jatim dengan 246 pasien.
"Kajian ini supervisial tapi dari para ahlinya. Menurut mereka memang sudah saatnya meminta persetujuan (PSBB) melalui gubernur kepada menteri kesehatan. Itu menurut ahli," kata Joni, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis 16 April 2020.
Pasalnya Joni menjelaskan, pengajuan PSBB tersebut diperkukan guna menekan penyebaran virus corona di Surabaya. Sebab dalam beberapa hari terakhir, terdapat penambahan signifikan kasus positif corona di Kota Pahlawan itu. Begitu pula penambahan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pemantauan (PDP).
"Seandainya semuanya masuk rumah sakit sesuai indikasi, maka tidak akan cukup lagi. Ini untuk di daerah Surabaya, jadi grafiknya naik terus," jelasnya.
Bahkan tak hany itu saja menurut Joni dari kajian epidemologi, kata Joni, perbandingan fasilitas kesehatan di Surabaya dengan kasus COVID-19 tidak sebanding. Sehingga, Pemkot Surabaya perlu segera mengajukan PSBB ke Terawan.
“Seandanya dirawat di Rumah Sakit itu juga rumah sakitnya tidak cukup lagi. Itu sudah merupakan kondisi yang signifikan dari kajian epidemologisnya," terangnya.