Wabah virus corona semakin meingkat bahkan paska beroperasinya Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran juga semakin banyak yang di rawat. Tak hanya itu saja bahkan Jilvien, salah satu dokter relawan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, membagikan pengalamannya menangani pasien Covid-19 di rumah sakit itu.
Bahkan tak hanya itu saja pasalnya Jilvien seorang dokter umum. Ia sebetulnya hendak melanjutkan kuliah tetapi karena kuliahnya ditunda dan dia tidak sedang bekerja, dia lalu melamar jadi relawan.
Namun, Jilvien juga menceritakan bahwa dia bertugas sembilan jam. Delapan jam untuk tangani pasien. Sejam untuk mengenakan alat pelindung diri (ADP) dan berbagai persiapan lain.
Tak hanya itu saja bahkan tahapannya mulai dari mengoles wajah dengan lem agar masker yang dikenakan menempel dan tidak mudah lepas. Dua masker sekaligus dikenakan untuk melindungi diri.
Ia juga mengenakan kacamata dan alat pelindung kepala.Selain itu, Jilvien mengenakan sarung tangan dan sarung kaki. Ia harus memastikan dirinya nyaman saat mengenakan APD itu.
“Kami butuh waktu satu jam untuk mengenakan alat pelindung diri. Dulu (saat awal) mah lebih lama, takut salahlah, apalah. Tapi kalau sudah dua kali kayanya enggak,” kata Jilvien dalam siaran langsung di akun Instagram @bekasi_24_jam, Kamis 16 April 2020.
Bahkan menurutnya pada awal nya emang tidak nyaman mengunakan APD tersebut tapi lama-kelaman juga terbiasa dengan APD tersebut.
“Awalnya memang sulit, takut ada yang salah pasang atau gimana kan pemakaiannya enggak safety pasti ada aja khawatir, tapi lama kelamaan terbiasa,”ujarnya.
Bahkan tak hanya itu saja begitu Ia pakai ADP, dia harus menahan rasa sakit dan lapar. Bahkan buang air kecil menjadi tantangan sendiri. Soalnya, APD itu hanya digunakan sekali.
“ Menahan perih, lecet di hidung, pipi dan telinga. Menahan gatal karena akan meningkatkan risiko penularan virus corona jika disentuh. Menahan mata berair, menahan keringat, dan menahan ke kamar mandi untuk APD yang hanya sekali pakai,” ujar Jilvien di akun Instagramnya, @Jilvien.
Namun, Ia juga mengaku selalu senang menjalani kesehariannya sebagai dokter relawan yang menangani pasien Covid-19. Jilvien tak banyak berpikir buruk dan itu membuat pekerjaannya menyenangkan.
Bahkan tak hanya itu saja ia kerap bernyanyi dan menari dengan pasien untuk menangatasi kejenuhan.
“Aku suka nyanyi, nari bareng, cerita gitu sama pasien,” tuturnya.
Jilvien mengemukakan, mereka diberi waktu untuk istirahat selama dua minggu. waktu itu digunakan sekaligus untuk isolasi diri.