Ada beberapa situs budaya atau cagar budaya yang terdapat di Sumatera Utara. Salah satunya yakni Situs Gua Kemang (Gua Batu). Selain dianggap sebagai situs budaya, yang dianggap sebagai tempat yang masih keramat.
Meski begitu, ternyata tempat itu banyak menarik minat wisatawan. Biasanya pengunjung dari Pemandian Sungai Sembahe yang terkenal di Sibolangit meluangkan waktu ke gua yang cukup dekat itu
.
Gua Kemang terletak di Kampung Durintani Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Untuk dapat sampai ke Gua Kemang ini, anda bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan Umum. Terdapat Gapura yang letaknya tepat ditepi jalan raya Medan menuju Berastagi guna menunjukkan lokasi Gua Kemang tersebut.
Gua Kemang adalah sebongkah batu besar yang terpacak di sebidang tanah, perladangan milik warga. Berbentuk segitiga dengan pintu dan ruangan di dalamnya.Gua ini tampak seperti tanah yang berlumut, karena dilapisi lumut begitu tebal. Padahal gua tersebut terbuat dari batu yang konon telah ada ratusan tahun silam. Gua ini memiliki lubang dengan ukuran sekitar 60x50 cm. Di dalam nya terdapat ruangan sekitar 3 x 2 meter dengan ketinggian sekitar 60 cm, cukup sempit untuk duduk, namun muat untuk seseorang tidur.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, Gua kemang ini mempunyai cerita yaitu sejak dulu kala, terdapat sebuah kampung yang bernama Uruk Rambutan, begitulah masyarakat menyebutnya. Disana hiduplah seorang kakek yang pekerjaan sehari-harinya berladang.
Ketika Dia melintasi hutan untuk membuka sebuah ladang baru, kakek tersebut bertemu dengan sesosok makhluk bertubuh kecil dengan kakinya yang terbalik ke belakang, orang-orang di Tanah Karo menyebutnya Umang. Umang berarti Jin atau Roh, menurut warga yang pernah melihatnya seperti orang Bunian.
Umang bertanya kepada Kakek hendak kemana, Kakek menjawab “Saya ingin membuka ladang untuk menanam padi”. Umang pun menawarkan bantuan kepada Kakek tersebut dengan syarat Kakek tersebut tidak boleh membawa perempuan dan anak kecil, dan kakek itu pun menyanggupi persyaratan tersebut. Akhirnya Umang dan kawan-kawan sejenisnya membantu Kakek itu membuka ladang. Dalam 1 hari lahan sekitar 3 hektar itu pun sudah siap untuk ditanami.
Sebelum petang Kakek tersebut sudah kembali ke rumahnya, dia kemudian menceritakan kepada istrinya bahwa lahan tersebut sudah dapat di tanami. Sang istri pun terkejut, bagaimana lahan seluas itu bisa siap dalam 1 hari.
Keesokan harinya, kakek pun berjalan menuju lahan dengan membawa bibit padi. Umang pun marah terhadap Kakek karena sudah melanggar janjinya, lahan yang sudah siap di tanami kini berubah kembali menjadi semak belukar kembali. Kakek pun tidak mengerti mengapa Umang marah kepadanya. Ternyata Kakek tersebut telah diikuti oleh istrinya dari belakang karena curiga bagaimana bisa lahan tersebut selesai dalam 1 hari. Kakek pun marah besar, tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur.
Keesokan harinya, kakek itu kembali membuka hutan tersebut, setelah berhari-hari akhirnya kakek tersebut berhasil membersihkannya. Ketika itulah ditemukan batu besar yang disebut Gua Kemang. Dan sampai saat ini batu besar tersebut di yakini masyarakat sebagai rumah tempat tinggal Umang.
Menurut kabar yang beredar, sejak dahulu kala banyak yang ingin memindahkan batu tersebut, tapi tidak berhasil. Bahkan konon Belanda di zaman penjajahan juga tidak bisa menghancurkannya. Masyarakat setempat juga melakukan penyembahan pada batu tersebut, hingga masyarakat menyebutnya Sembahe yang dalam Bahasa Karo 'sembahlah itu'.
Tapi secara ilmiah, batu ini dianggap peninggalan manusia di zaman purba yang hingga kini masih utuh. Gua ini sudah lama ada, bahkan sudah diresmikan oleh pemerintah daerah sebagai Situs Cagar Budaya Sejarah yang ada di Sumatera Utara. Sehingga tempat tersebut dikelola untuk memudahkan wisatasan mengunjunginya.
Jika wisatawan ingin mengungungi Gua ini, hanya memerlukan waktu lebih kurang 1 Jam dari Kota Medan, lalu dari simpangan yang terdapat Gapura, harus dilanjutkan lagi 1 Km kedalam untuk dapat sampai ke Gua Kemang tersebut.
Setelah sampai di Pintu Gerbang Gua Kemang, Anda harus menaiki sekitar 62 anak tangga. Barulah anda sampai di depan Gua Kemang tersebut. Suasana sepi di sekitar Gua menambah aroma mistik dan seram di tempat ini sehingga membuat tubuh sedikit merinding.