Distrik bisnis di Singapura yang biasanya ramai, terlihat hampir sepi pada Selasa 7 April 2020 waktu setempat. Sebagian besar perkantoran di negara ini mulai tutup demi membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19).
Dilansir AFP, Selasa 7 April 2020, Singapura menuai pujian atas praktik pemeriksaan dan pelacakan kontak yang ketat terhadap orang-orang yang terpapar virus Corona sehingga mampu mengendalikan penyebarannya.
Sayangnya, pujian tersebut terasa berlebihan karena beberapa hari terakhir, Singapura mengalami lonjakan kasus virus Corona.
Otoritas Singapura sebelumnya menolak untuk mengambil langkah-langkah keras yang telah diberlakukan beberapa negara dengan banyak kasus virus Corona. Namun pekan ini, otoritas setempat memerintahkan penutupan seluruh pusat bisnis yang dianggap tidak terlalu penting, juga penutupan sekolah-sekolah.
Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong mengimbau warga Singapura untuk mematuhi semua instruksi pemerintah.
"Lakukan bagian kita dalam mendukung para profesional medis dengan tetap di rumah dan mematuhi langkah-langkah luas yang diberlakukan," ucapnya.
Sekolah-sekolah di Singapura akan mulai tutup sejak Rabu 8 April 2020 besok, dengan langkah lebih tegas diberlakukan setidaknya selama sebulan.
Kemudian, otoritas Singapura melaporkan 66 kasus baru sepanjang Senin 6 April 2020 waktu setempat, sehingga total kasus virus Corona di negara ini menjadi 1.375 kasus. Jumlah korban meninggal di Singapura sejauh ini mencapai enam orang. Sedangkan 344 pasien virus Corona dinyatakan sembuh dan telah pulang dari rumah sakit.