Virus Corona memang sedang menjadi momok yang sangat menakutkan manusia di semua negara di dunia. Pasalnya, sudah merenggut nyawa 178,537 orang di seuruh dunia.
Ciri orang yang terjangkit virus corona jenis baru COVID-19 tak semuanya menunjukkan gejala lazimnya orang yang terinfeksi virus corona. Ada juga orang yang telah terjangkit coronavirus akan tetapi tidak memiliki gejala atau lebih dikenal orang tanpa gejala.
Orang tanpa gejala ini merupakan orang yang telah terpapar COVID-19 namun tak merasakan lazimnya gejala virus coron seperti batuk, demam, sakit kepala atau sesak nafas.
Melansir dari Busines Insider, Kamis 2 April 2020, seorang hidden carrier atau orang yang tidak menunjukan gejala layaknya orang yang terpapar virus corona yakni seperti demam tinggi, batuk, pilek maupun sesak nafas.
Orang yang merupakan hidden carrier nampak seperti orang sehat. Meski begitu Ia merupakan pembawa virus corona yang bisa menularkankannya kepada orang lain. Sang hidden carrier seperti orang normal, namun kontak dengannya bisa membuat orang lain sakit karena tertular COVID-19.
Jika Anda kehilangan indera penciuman atau rasa, Anda bisa menjadi hidden carrier atau pembawa terselubung virus corona.
Siapa pun yang mengalami kehilangan bau secara tiba-tiba tanpa disertai gejala demam tinggi, bisa menjadi merupakan hidden carrier, bahkan jika mereka tidak memiliki gejala lain, menurut bukti yang dikumpulkan oleh ahli terkemuka di Inggris.
Di Korea Selatan, Cina, dan Italia, terdapat sekitar sepertiga dari pasien yang dites positif COVID-19 juga melaporkan hilangnya penciuman - dikenal sebagai anosmia atau hyposmia - yang dilaporkan para ahli THT di Inggris.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian telah lebih luas, 30 persen pasien yang dites positif mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka hadapi dalam kasus-kasus ringan," kata presiden Profesor Lembaga Rhinologi Inggris, Clare Hopkins, dan presiden Inggris Asosiasi Otorhinolaryngology, profesor Nirmal Kumar.
Orang hidden carrier ini sering kali membuat mereka lolos dari pengujan atau isolasi.
Kemudian, Dr Edo Paz, Wakil Presiden Medis K Health memaparkan gejala tambahan yang tidak biasa dikaitkan dengan virus corona.
Salah satu gejalanya adalah seseorang akan merasa sakit perut dan mual. Masalah gastrointestinal, termasuk mual, diare, dan bahkan muntah, agak lazim pada pasien Covid-19.
Begini cara gejala dan yang dirasakan oleh orang yang terjangkit virus corona dari hari ke hari mengutip dari bussines insider
• Hari 1: Pasien mengalami demam atau suhu tinggi. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
• Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernafas terutama jika mereka orang yang sudah lanjut usia atau memiliki penyakit yang yang sebelumnya telah kronis
• Hari 7: Ini adalah waktu rata-rata, sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Menurut penelitian Universitas Wuhan di hari ketujuh inilah gejala mulai semakin parah, pasien biasanya perlu dirawat di hari ketujuh.
• Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut, yang terjadi yakni paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernafas sehingga menyebabkan gagal nafas dan berakibat sangat fatal
• Hari 10: Jika pasien menunjukkan gejala yang terus memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika pasien tersebut kemungkinan besar akan dirawat di ICU. Pasien-pasien ini mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan untuk para pasien dengan kasus yang lebih ringan. Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.
• Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 2,5 minggu.