Dalam upaya mengendalikan
penyebaran virus corona, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, menetapkan
lockdown di wilayahnya. Mulai 30 Maret 2020 seluruh akses yang menuju Kota
Tegal akan ditutup.
Dedy menyatakan, akan menutup setiap
pintu masuk Kota Tegal dengan menggunakan road barrier beton.
”Pakai beton beratnya 2 ton. Tak
usah dijaga, aman tidak mungkin digeser,” ujarnya melalui sambungan telpon pada
Kamis, 26 Maret 2020.
Meskipun begitu, jalan provinsi dan
nasional tidak akan ditutup.
Menurut Dedy, untuk menghindari
banyaknya orang yang akan memasuki kota Tegal akibat musim libur lebaran, maka dari itu Dedy mengambil kebijakan tesebut.
Dedy mengklaim jika tak banyak
warganya yang merantau. Namun banyak warga Kabupaten Tegal yang bekerja di DKI
Jakarta dan Jawa Barat atau daerah lain dibanding wilayahnya. Selama lockdown
Dedy berharap agar warganya yang brada di luar daerah untuk tak kembali dulu ke
kota Tegal.
Namun, jika warga Tegal ingin
kembali saat masa lockdown, maka mereka harus melewati beberapa peraturn
terlebih dahulu.
“Harus kami periksa dulu. Saya
tidak mau sembarangan menerima walaupun orang asli Kota Tegal. Kita tidak tahu
membawa virus apa tidak.”
Terkait kebijakannya tersebut,
Dedy mengaku jika sudah berkomunikasi dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
“Saya sudah matur sama Pak
Gubernur bahwa ada local lockdown demi kebaikan,” katanya. Komunikasi tersebut
juga ia lakukan ketika akan menutup sejumlah tempat keramaian di Kota Tegal
pada pekan lalu.