Selat Malaka menjadi fokus perhatian bagi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi terkait pertahanan dan keamanan. Sebab wilayah laut itu menjadi pertemuan tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura terutama jalur perdagangan.
Hal itu disampaikan Edy Rahmayadi saat menerima kunjungan Kuliah Kerja Departemen Manajemen Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan 57 dan Sekolah Staf Angkatan Udara (Sesau) Angkatan 13 di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Jalan Sudirman Medan, Selasa 10 Maret 2020.
Dalam paparannya, Edy Rahmayadi sedikit bercerita pengalaman sekaligus pengetahuannya terkait pertahanan dan keamanan (hankam) di Indonesia. Menurutnya, kawasan perbatasan Nusantara menjadi titik penting bagi bangsa ini, terutama TNI untuk menjaga kedaulatannya.
Karena itu, sebagai mantan Pangkostrad, Edy menerangkan pentingnya menjaga kawasan Selat Malaka. Alasannya, selain sebagai jalur perdagangan internasional, perbatasan Indonesia sangat rentan terjadi masalah. Baik kemungkinan adanya pencaplokan atau upaya klaim pihak asing, hingga penyeludupan barang terlarang.
“Pertanyaannya, kenapa Selat Malaka harus diamankan? Karena sekarang, penjajahan itu lebih ke arah ekonomi. Sehingga, TNI bertugas untuk menjaganya. Karena itu berbuatlah untuk bangsa kita. Karena orang (negara lain) sudah kemana-mana, jangan sampai kita tertinggal. Karena TNI Polri lah segalanya untuk keamanan bangsa ini,” jelasnya.
Sementara Komandan Seskoau Marsda TNI Henri Alfiandi menyampaikan, sekolah perwira ini mengikutsertakan sebanyak 151 orang untuk Seskoau dan 30 orang untuk Sesau. Program kuliah kerja tersebut wajib diikuti oleh para Pasis dalam rangka penyelesaian pendidikan terkait penanganan pengamanan wilayah.
“Kami mengucapkan terima kasih telah difasilitasi oleh Pemprov Sumut dalam hal ini. Pilihan ini karena di Sumut ada instansi terkait yang juga berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara,” pungkasnya.
Koresponden Medan: Ekel Sembiring
Editor: Ahmad Mikail