Kasus Demam Berdarah di Bogor, Empat Anak Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Bogor, Empat Anak Meninggal Dunia

Dedi Sutiadi
2020-03-10 21:15:00
Kasus Demam Berdarah di Bogor, Empat Anak Meninggal Dunia
Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD). (Gambar: Istimewa)

Kasus meninggal sebab demam berdarah dengue (DBD) di Bogor sepanjang Januari hingga Maret 2020 cukup tinggi. Tercatat sebanyak empat anak warga Kota Bogor meninggal dunia akibat DBD. 


"Empat warga Kota Bogor itu masih usia anak-anak dan sempat dibawa ke rumah sakit, tapi saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi DSS (dengue shock syndrome)," kata Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, di Kota Bogor, Selasa 10 Maret 2020, seperti dikutip Antara.


Retno menerangkan empat kasus meninggal karena penyakit DBD tersebut diantaranya, satu anak warga Kelurahan Balumbangjaya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, meninggal dunia, pada Januari.


Kemudian, satu anak, warga Kelurahan Harjasari Kecamatan Bogor Selatan meninggal dunia, pada Februari.


Kemudian, dua anak lainnya adalah warga Kelurahan Sempur Kecamatan Bogor tengah, meninggal dunia pada Maret.


Menurut Retno peningkatan kasus DBD di Kota Bogor cukup tinggi. Tercatat selama Januari hingga Maret, terjadi tren peningkatan kasus DBD, yakni sebanyak 43 kasus pada Januari. Kemudian meningkat menjadi 66 kasus pada Februari, serta 11 kasus pada Maret hingga Selasa 10 maret 2020.


Retno juga menjelaskan bahwa tidak mudah menditeksi DBD pada pasien. Pasien yang merasa demam belum bisa dipastikan postif DBD pada hari pertama atau hari kedua. Kepastian postif DBD bisa diketahui pasti dari hasil cek dara di laboratorium. 


"Gejala awal DBD mirip dengan gejala demam pada umumnya. Kalau deman tidak turun sampai hari kedua, biasanya Faskes (fasilitas kesehatan) akan merujuk pasien untuk cek darah di laboratorium," katanya.


Dari hasil cek darah di laboratorium, kata dia, akan diketahui berapa trombosit pasien yang demam.


"Ini akan menjadi indikator, si pasien terkena DBD atau tidak," katanya.


Retno menambahkan, setelah cek laboratorium dan diketahui trombositnya menurun, harus dirawat di rumah sakit, dengan diberi cairan infus.


"Pasien juga harus terus dipantau kondisinya, karena pada hari keempat biasanya masuk fase kritis, pasien dijaga agar tidak drop," katanya.


Kalau pasien sudah drop dan dalam kondisi "dengue shock syndrome" disertai pendarahan baru dibawa ke rumah sakit. Hal itu yang membuat pasien sulit ditolong.


Pada kesempatan tersebut, Retno juga berpesan kepada warga Kota Bogor , untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).


Warga diminta melakukan tiga hal, yakni menguras bak, menutup tempat air, serta mengubur benda-benda yang bisa digenangi air.


"Karena siklus hidup nyamuk Aedes Aegepty penyebab DPD itu bertelur dan menjadi jentik di air bersih," katanya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30