Sejumlah personil Frogs Indonesia terlihat mencoba menerbangkan drone yang diproyeksikan sebagai angkutan manusia di lapangan terbang Gunung Kidul, Sabtu 7 Maret 2020.
Dedi Satria Maulana menuturkan, meski belum sempat terbang tinggi namun dalam uji coba kali ini pihaknya sudah puas karena semua motor penggerak sudah berfungsi dan kuat mengangkat body dari drone tersebut.
"Kita akan setting ulang di dalam nanti. Kita setting ulang motornya, di mana limitnya perlu kita naikkan. Ini kemungkinan karena kondisi masih dingin dan lembab sehingga massa jenisnya kurang mendukung," tutur Chief Technology Official (CTO) Frogs Indonesia, Dedi Satria Maulana, Sabtu 7 Maret 2020, di Lapangan Terbang Gading Kecamatan Playen Gunungkidul.
Ia juga akan melakukan setting ulange engine yang ada. Sehingga kemungkinan akan uji ulang Maret mendatang.
"Settingannya memang hanya untuk dua orang. Dan kami proyeksikan untuk taksi," tambahnya.
Ia menuturkan bahwa taksi drone ini bisa take off dengan spece yang tidak terlalu luas.
"Kelebihan taksi drone ini tidak membutuhkan space yang luas untuk take off ataupun landing," ungkapnya.
Tuturnya, taksi drone ini bermula setelah mahasiswa menemukan drone dan ingin mengembangkan guna mengangkut orang. Biaya untuk riset juga tidak murah, mereka harus merogoh kocek hingga Rp5 miliar.