Kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang
mensterilkan kawasan Masjidil Haram membuat seluruh masyarakat memunculkan berbagai
macam reaksi. Pensterilan area di sekitar Ka'bah merupakan cara yang digunakan
pemerintah Arab untuk mencegah penyebaran virus corona.
Foto-foto viral yang menunjukkan kondisi Ka'bah yang kosong akhirnya
dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat. Masyarakat khawatir Ka'bah yang kosong
merupakan tanda datangnya kiamat.
Ketua Komisi Hukum MUI HM Baharun
menanggapi hal tersebut dengan mengatakan, Nabi Muhammad SAW memang mengungkapkan
tanda-tanda kiamat pada Malaikat Jibril. Hal ini berdasarkan hadis sahih dari
kitab Al-Arba'in karya Imam An-Nawawi.
"Pertama harus diyakini
bahwa tidak seorang pun, termasuk Nabi SAW sendiri yang mengetahui saat kiamat
itu. Namun tanda-tandanya sudah dilukiskan dalam "Hadis Jibril",
yaitu ketika Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi tanda-tanda Kiamat,"
kata Baharun, Jumat 6 Maret 2020.
"Dijawab oleh Rasul, pertama
jika kelak ada 'budak melahirkan majikan', artinya anak yang dilahirkan jadi
majikan orang tuanya (berbalik melawan orang tua), kedua jika ada orang miskin
pengembala bertelanjang dada tanpa alas kaki tiba-tiba berlomba membangun
gedung-gedung bertingkat (orang miskin kaya mendadak)," sambungnya.
Baharun menjelaskan jika tanda-tanda datangnya kiamat berdasarkan pada dua
hal tersebut, dan kekosaongan Ka'bah bukanlah tanda-tanda kiamat.
"Adapun riwayat-riwayat tentang tanda 'Ka'bah yang sepi dari orang
bertawaf', saya kira tidak masuk dalam hadis yang masyhur dan mutawatir
ini," jelas Baharun.
Jika kedua tanda tersebut merata diseluruh dunia serta turunnya Nabi Isa
dan munculnya Imam Mahdi, maka dapat dikatakan jika kiamat akan datang.
"Jika fenomena kedua tanda-tanda kiamat itu sudah merata, maka
berdasar ini kiamat sudah dekat. Tanda-tanda lain juga ada selain dua tanda
utama tadi. Yaitu turunnya Nabi Isa, kemunculan Imam Mahdi, serta keluarnya
Ya'juj dan Ma'juj dan lain sebagainya tanda-tanda spesifik," tutur dia.
Terkait hal tersebut, Baharun menghimbau masyarakat untuk tak perlu
khawatir berlebihan dan tetap fokus dalam beribadah.