Muhyiddin Yasin baru saja ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru.
Dilansir dari AFP, Minggu 1 Maret 2020, Muhyiddin merupakan mantan pendukung partai Muslim di Malaysia. Kini dia menjabat sebagai Ketua Partai Bersatu.
Dia berhasil mengalahkan Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim dengan membentuk aliansi partai-partai yang didominasi oleh mayoritas Muslim Melayu di negara itu.
Bridget Welsh, seorang ahli Malaysia dari University of Nottingham mengatakan, Muhyiddin juga dianggap sebagai nasionalis Melayu dan ia pernah menggambarkan dirinya sebagai 'Melayu pertama'.
"Dia seorang administrator yang cakap," katanya.
Pria yang berasal dari Johor ini pernah menjabat sebagai menteri dalam negeri di tengah keadaan politik Malaysia diterpa gejolak politik.
Pada tahun 1971, dia bergabung dengan dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), pemimpin koalisi yang memerintah Malaysia selama enam dekade hingga kekalahannya dua tahun lalu.
Dia adalah menteri utama Johor, dan kemudian bertugas di pemerintah pusat termasuk sebagai menteri olah raga dan menteri pendidikan sebelum ditunjuk sebagai wakil perdana menteri pada 2009 ketika Najib Razak menjadi perdana menteri.
Pada tahun 2015, dia dipecat karena berselisih dengan Najib setelah mengkritiknya atas penanganan skandal multi-miliar dolar yang dikaitkan dengan dana negara 1MDB (Malaysia Development Berhad).
Tidak lama kemudian, Muhyiddin kemudian bergabung dengan partai Bersatu, sebuah kendaraan politik yang didirikan oleh Mahathir, dan membantu mengusir Najib dan UMNO dari kekuasaan.
Bridget Welsh, seorang ahli Malaysia dari University of Nottingham menilai Muhyiddin orang yang sangat religius, lebih pendiam dan kurang karismatik daripada beberapa politisi Malaysia lainnya.
Masih ada yang khawatir bahwa komentar kontroversialnya tentang ras dapat memperburuk hubungan yang sudah tegang antara berbagai kelompok etnis dan agama di negara itu. Sekitar 60 persen populasi Malaysia adalah Muslim tetapi negara ini juga merupakan rumah bagi etnis Tionghoa dan etnis minoritas India, yang biasanya tidak mengikuti Islam.