Semenjak eksistensinya melejit bertahun-tahun lalu, berbagai platform media sosial seperti Twitter, Instagram, hingga Whatsapp menjadi ladang empuk bagi penyebar konten rekayasa atau berita bohong alias hoaks (hoax).
Banyak kasus di mana saking susahnya mem-filter mana berita terpercaya dan yang tidak, orang-orang termakan begitu saja dengan informasi yang didapat melalui media sosial, terlepas apakah sumbernya jelas maupun tidak. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi hal ini. Salah satunya yang baru-baru ini diupayakan, adalah Twitter yang tengah menguji coba alat khusus penyaring hoaks.
Foto: Istimewa
Dilansir dari Selular.ID, Twitter akan memberikan tanda berwarna oranye bagi berita-berita atau tweet yang teridentifikasi sebagai hoaks. Langkah ini diharapkan mampu membuat pengguna Twitter lebih mudah dalam menyaring informasi.
“Kami mengeksplorasi sejumlah cara untuk memerangi penyebaran informasi yg salah dan menyediakan lebih banyak konteks untuk tweet di Twitter.” Ujar juru bicara Twitter. Sebagaimana dikutip Selular.ID dari Engadget, kabarnya uji coba penandaan konten hoaks ini akan dimulai pada 5 Maret mendatang, bersamaan dengan dilarangnya konten berbau deepfakes.
Foto: Istimewa
Deepfakes sendiri merupakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang bisa membuat video atau audio palsu/tiruan menggunakan material yang sudah ada. Dalam penyebaran berita palsu, Twitter menilai peran deepfakes sangatlah besar.
“Ini adalah isu penting dan kami akan menguji berbagai macam cara berbeda untuk menanganinya (hoaks),” tegas Twitter.
Foto: Istimewa
Namun, terlepas dari upaya dari platform media sosial itu sendiri, tentunya penyaringan informasi dapat dilakukan oleh para pengguna secara mandiri. Dengan bijaksana memilah berita dan banyak mencari referensi situs terpercaya, bukan tidak mungkin bagi pengguna untuk menghindari dampak dari berita hoaks. So, be wise ya!