Virus corona (Covid-19) yang
makin mengkhawatirkan membuat nilai tukar rupiah makin tertekan.
Siang tadi, kurs rupiah di pasar
spot melemah ke level Rp 13.985 per dolar AS. Nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami
pelemahan 2,12% selama sepekan.
Kurs rupiah berdasarkan Jakarta
Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) hari ini juga makin melemah, tembus ke level
Rp 14.018 per dolar AS. Kurs Jisdor pun mengalami depresiasi 2,19% selama
sepekan ini.
Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, isu virus corona meyebabkan
situasi pasar keuangan yang sempat sangat kuat di awal tahun berbalik melemah
saat ini. Maka dari itu, untuk meredam volatilitas pada nilai tukar rupiah BI telah
memperkuat intervensi.
“ Bank Indonesia berusaha smoothing
volatilitas. Yang kami lakukan adalah
triple intervention untuk
stabilkan sektor moneter,” tutur Destry Rabu 26 Februari 2020.
Pertama, BI meredam volatilitas
melalui pasar Domestic Non-Delivery Forward (DNDF). Instrumen hedging untuk investor
asing yang hendak masuk ke Indonesia ini, terbukti efektif menjaga stabilitas
kurs sejak diberlakukan pada 2018 lalu menurut Destry.
“DNDF juga memberikan konfidens
penuh bagi investor karena bisa memberikan arah yang lebih real terhadap eskpektasi kurs,” kata
Destry.
Kedua, BI melakukan intervensi
pada pasar spot, meskipun jumlahnya sedikit. Intervensi di pasar spot penting karena
menurutnya ada hubungan erat antara arus offshore terhadap pasar spot.
Terakhir, BI aktif masuk ke pasar
surat berharga negara (SBN) sebagai pembeli. Karena intervensi pada pasar
obligasi domestik diharapkan efektif menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, selain
sebagai langkah konversi instrumen keuangan dari sertifikat BI ke SBN milik
pemerintah.
“Kita tahu hubungan pasar
obligasi dengan rupiah sangat dekat. Dengan masuk ke pasar obligasi, kita
membantu menstabilkan sektor keuangan khususnya rupiah. Terbukti yield SBN
relatif stabil di sekitar 6,5% itu juga
karena investor melihat kredibilitas pemerintah,” jelas Destry.
Destry menegaskan, BI dan
pemerintah akan terus menerapkan bauran kebijakan yang akomodatif untuk menjaga
stabilitas rupiah.
“BI berkomitmen sebagai first line of defense untuk menjaga
stabilitas rupiah,” tegasnya.