Buat Resah Warga, Ketua KADO Yogyakarta Sebut Yogyakarta Darurat Klitih

Buat Resah Warga, Ketua KADO Yogyakarta Sebut Yogyakarta Darurat Klitih

adminweb
2020-02-04 09:52:07
Buat Resah Warga, Ketua KADO Yogyakarta Sebut Yogyakarta Darurat Klitih
Poster anti-klitih (Foto: Istimewa)

Aksi kejahatan di jalanan atau klitih yang biasanya dilakukan remaja ini sudah banyak memakan korban, termasuk ojek online. Korban terakhir adalah Enriko 40 tahun, seorang driver ojek online, yang dibacok dengan pedang di bagian wajahnya pada Sabtu 1 Februari 2020 pagi.Hal ini tentunya membuat seluruh warga Yogyakarta resah.

Komunitas driver online yang tergabung dalam Koordinasi Antar Driver Online (KADO) Yogyakarta dalam menyikapi hal itu, menyebut Yogyarakarta kini sedang darurat klitih.

Para driver online, terutama yang bekerja di malam hari banyak dibuat was-was atas adanya aksi klitih tersebut.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini, sebagaimana diungkap oleh Ketua KADO Yogyakarta, sedang darurat kiltih. Kneenakalan remaja sudah sulit dikendalikan. Sehingga driver online yang bekerja untuk menafkahi keluarga hampir tidak bisa bekerja dengan nyaman di malam hari. "Yogyakarta sudah darurat klitih, ojol juga jadi korbannya," kata Adi, Minggu 2 Februari 2020.

Enriko menurut dia, bukan korban pertama yang terkena sasaran pelaku klitih, pelaku yang tanpa motif yang jelas dalam menganiaya korbannya. Sudah ada dua sampai tiga kali driver online yang menjadi korban aksi klitih.

Malam hari atau jam-jam genting adalah waktu mereka biasanya melakukan aksi. Sementara bagi para driver online, khususnya di Yogyakarta, bekerja di malam hari biasanya mendapat orderan lebih cepat dan banyak. Alasannya karena tidak banyak driver online yang menarik penumpang.

Karenanya kepada pihak kepolisian, KADO meminta agar segera bertindak memberatas kriminalitas di jalan. Cepat atau lambat, kejadian seperti ini (penganiayaan tanpa motif yang jelas) bakal merugikan masyarakat luas. Berimbas ke keluarga dan persoalan-persoalan yang lain.

KADO juga berharap pihak polisi bisa bertindak dengan jelas. Sehingga ketika mereka ingin memerangi klitih bukan malah menjadi pelaku klitih. "Kayak kemarin ada yang menabrak pelaku klitih lalu meninggal, lalu korban (yang menabrak) malah salah padahal maksudnya ingin melawan. Nanti kita main hakim sendiri, lalu kami yang salah. Kami bertanya-tanya, hukumnya macam apa," ungkap Adi.

Sementara itu Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY Komisaris Besar Polisi Yuliyanto mengungkapkan, membasmi klitih yang benar yaitu dengan tidak melakukan kejahatan atau mencegah klitih dengan tidak membawa senjata tajam di jalanan sambil berkeliaran. Karena itu keliru. "Membawa sajam di tempat umum itu keliru. Karena dia bisa saja menjadi korban atau juga pelaku," ucapnya.



Share :