Sambut 75 Tahun Indonesia Merdeka, puluhan tim berseragam oranye anggota Search And Rescue (SAR) Sukoharjo berjalan kaki melewati bebatuan cadas hitam di pinggir areal lahan pertanian. Hal ini mereka lakukan untuk mengibarkan bendera berukuran 12 meter x 16 meter di kawasan Gunung Sepikul, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu.
Tak hanya itu saja bahkan menurut koordinator Tim SAR Sukoharjo, Muchlis, pengibaran bendera raksasa itu tidak mudah.
Pasalnya para Tim SAR juga harus mendaki bebatuan di Gunung Sepikul yang berbahaya.
Baca Juga: Makna Kemerdekaan Indonesia: Merdeka Bukan Akhir dari Perjuangan
"Bebatuan di Gunung Sepikul ini labil, sehingga dalam pengibaran ini kita banyak menemui banyak kendala," katanya.
Namun tak hanya itu saja pasalnya Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Gunawan Wibisono mengatakan, upacara ini merupakan kali pertama dilakukan di puncak Gunung Sepikul yang berada di Dukuh Gunung Lor, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu.
"Ini kali pertama upacara dengan pengibaran bendera merah-putih raksasa dilakukan di Gunung Sepikul ini," katanya.
Bahkan Kepala Kantor Kesbangpol Sukoharjo, Gunawan Wibisono,juga mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan HUT Kemederkaan Indonesia di tengah gerusan pandemi Covid-19. Semangat dan jiwa nasionalisme harus dipupuk elemen masyarakat di era globalisasi.
“Pengibaran bendera raksasa merupakan simbol kebesaran bangsa Indonesia. Kami ingin mengajak masyarakat lebih mencintai dan mengobarkan jiwa nasionalisme. Para pahlawan kemerdekaan telah berjuang mati-matian demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,” kata dia, Sabtu 15 Agustus 2020.
Tak hanya itu saja bahkan ia juga mengatakan bahwa pengibaran bendera raksasa ini kali pertama dilakukan di kawasan Gunung Sepikul, Kecamatan Bulu.
“Persiapan pengibaran bendera hanya enam jam mulai Jumat siang hari-sore hari. Kami ingin turut andil untuk menggelorakan semangat kebangsaan dan persatuan bangsa,” kata dia.
Namun tak hanya itu saja pasalnya Gunawan juga berharap, meski tahun ini tidak semua masyarakat melaksanakan upacara bendera memperingati hari kemerdekaan. Namun masyarakat harus tetap mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan.
Baca Juga: Fakta-fakta Perayaan HUT ke-75 RI di Tengah Pandemi Covid-19 ada Sederet Hal Baru
"Kita berharap masyarakat masih tetap mengenang dan tetap tahu bahwa 17 Agustus tetap ada, sehingga kita kibarkan bendera merah putih sampai dengan 17 Agustus nanti," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Muresko Kokor Wijanarko mengatakan, selain pengibaran bendera raksasa, juga dilakukan pemasangan bendera di pohon oleh PPI Sukoharjo.
"Jumlahnya ada 35 bendera yang dipasang di pohon. Maknanya, pengibaran bendera merah-putih bisa dilakukan dimana saja oleh kaum milenial, tidak harus di bambu," tandasnya.
Sumber:Antara,harianjogja,med.com,tribunnews